
KUBU RAYA, sampankalimantan.id-Melimpahnya keberadaan tempurung kelapa atau yang dikenal istilah batok kelapa ini, dimanfaatkan warga menjadi olahan arang tempurung yang bernilai jual, oleh sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Padang Tikar.
Masyarakat yang belum mengetahui manfaat limbah kelapa tersebut, biasanya kerap dibuang begitu saja. Namun tidak untuk masyarakat di Padang Tikar, Batok kelapa atau tempurung kelapa yang merupakan bahan baku briket arang ini diolah kembali.
Kegunaan briket arang batok kelapa ini, kerap digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang digunakan untuk memasak terutama untuk memanggang bahan makanan, yang dipergunakan oleh masyarakat maupun para usaha-usaha kuliner.
“Alhamdulilah masih berjalan, selain membeli kelapa langsung dengan para petani, kemudian isi dari kelapa digunakan untuk pembuatan kopra, dan batok kelapa dijadikan sebagai arang tempurung,” ujar Iwan, selaku Sekretaris LDPH Desa Padang Tikar.
Hampir 95 persen untuk pembuatan briket memang menggunkan arang tempurung, Dengan jumlah yang banyak, penjualan arang tempurung kelapa akan dipasarkan dibeberapa daerah seperti Pontianak, dan bahkan di luar dari Provinsi Kalimantan Barat.
“Dari Pontianak yang kemudian diolah menjadi tepung arang tempurung kelapa, kemudian dikirim ke daerah Jawa, dan disanalah dilakukan pengolahan bahan baku briket,” paparnya.
Menurutnya, persedian bahan baku pembuatan briket memang selalu didapatkan dari para petani perkebunan kelapa. Untuk masyarakat sendiri, sangat memanfaatkan limbah batok kelapa ini, mengigat jumlahnya yang banyak, pasca masa panen, dengan melihat kembali kualitas dari kelapa tersebut.
“Ukuran kelapa menjadi penentu pembuatan bahan baku briket, untuk kelapa yang berkualitas bagus akan dijual dalam keadaan utuh tanpa perlu diolah,” jelasnya.
Untuk harga yang didapuk perkilonya mulai dari Rp 3.900. Adapun untuk harga pasaran di luar dari daerah mencapai harga Rp 4.400 tergantung dari banyaknya permintaan pasar.