Editor: Evi
Hasil olahan pisang salai Di Desa Teluk Nibung.
KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Banyaknya komoditas pisang di Desa Teluk Nibung, menjadinya salah satu desa yang terkenal dengan produksi olahan pisang rimpi, atau yang dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan pisang salai.
Meski demikian, akhir-akhir ini pasokan pisang tak lagi mencukupi kebutuhan pembuatan pisang salai dalam jumlah yang banyak.
Sebab, produksi buah pisang yang biasanya didapatkan dari para petani atau masyarakat sekitar mengalami penurunan hasil panen yang cukup signifikan, karena adanya pengaruh dari abrasi.
Dampak ini juga, dirasakan oleh sebagian besar para petani pisang, mereka mengeluhkan kerusakan pada batang dan daun, bahkan kematian tanaman sehingga gagal panen.
Sebagaimana diketahui, tanaman pisang rentan terhadap abrasi, kemampuan tanaman untuk menyerap air dan nutrisi juga akan mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman pisang tersebut.
Masyarakat di Desa Teluk Nibung, memanfaatkan tanaman yang satu ini, sebagai sumber penghasilan, selain mudah untuk ditaman, pisang juga memiliki nilai jual yang menjanjikan.
Berkurangnya pasokan pisang, menyebabkan sulitnya usaha pisang untuk memproduksi pisang dalam jumlah banyak, mengingat permintaan akan kebutuhan pasar kian meningkat.
Ini diungkapkan oleh Nurkholis, selaku pemilik usaha pisang salai Desa Teluk Nibung, bahwa permintaan pasar yang tinggi membuatnya kewalahan untuk memproduksi olahan pisang salai.
“Kita dulu bisa produksi hingga 1 ton perbulan, sekarang jauh di bawah, bahkan tidak mampu mencukupi beberapa permintaan distributor karena sedikitnya buah pisang,” jelasnya.