Hutan Mangrove Jadi Potensi Kelola Gelembung Ikan Tirus yang Bernilai Fantastik

Editor: Evi

Gelembung ikan tirus hasil panen masyarakat Desa Dabong.

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Siapa sangka hutan mangrove yang menjadi tempat hidup seluruh biota laut ini, mempunyai nilai ekonomi yang sungguh luar biasa berharga, ini dikarenakan satu dari sekian banyaknya potensi yang dimiliki hutan mangrove, yakni ikan tirus berupa gelembung hasil budidaya para nelayan Desa Dabong sukses menuai hasil yang mengiurkan.

Hasil dari proses pembibitan hingga pembesaran yang cukup memakan waktu, tak menyurutkan semangat para pembudidaya untuk tetap optimis dan pantang menyerah. Selama kurun waktu menantikan hasil panen, para nelayan pun tak menutup mata dan mengabaikan peran penting dari hutan mangrove itu sendiri, justru mengupayakan hutan untuk dijadikan sebagai habitat bagi ikan dan biota lainnya.

Melalui budidaya dengan memanfaatkan hutan sebagai tempat penangkaran ikan tirus, untuk pakan yang diberikanpun didapati dari sekitar kawasan hutan, dengan memastikan kesedian pakan yang sesuai dengan kebutuhan, seperti pakan alami berupa udang dan ikan kecil disekitarnya.

“Dari pembibitan ikan tirus yang beratnya mulai dari 1 ons hingga mencapai berat 2,7-3 kg selama proses pemanenan, ditaksir dengan nilai jual per ekornya sebesar 3 juta rupiah, adapun untuk 1 kg dari gelembung ikan tirus dihargai mencapai ratusan juta rupiah,” ungkap Mulyadi, selaku Ketua KUPS Silvofisheri Dabong Berkah, Rabu (17/1/2024).

Menurutnya, ada perbedaan harga dalam menjual gelembung, dimana jenis ikan tirus jantan memiliki kualitas yang lebih baik dengan tekstur gelembung yang lebih tebal, dibandingkan dengan jenis ikan tirus betina.

Diakuinya, hasil panen yang dilakukan dari budidaya ikan tirus miliknya, sudah mencapai harga puluhan juta, ikan yang dipilih inipun berukuran besar dan siap untuk proses pengambilan gelembung, dilakukan dengan membelah secara perlahan dangan kehati-hatian supaya tidak lecet dan melukai gelembung tersebut.

“Setelah pasca panen, proses pembelahan ikan tirus belum dilakukan secara langsung harus melalui tahapan pendinginan selama 24 jam, agar hasil saat pembelahan gelembung tetap utuh dan tidak pecah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, proses penjemuran gelembung ikan tirus tidak dilakukan sembarangan, karena akan mempengaruhi harga jual, misalkan penjemuran langsung pada terik matahari sebenarnya tidak diperuntukan, akan tetapi dilakukan dengan proses pengeringan dengan metode pengipasan di dalam ruang terbuka untuk hasil gelembung dengan kualitas yang baik.

“Pengikatan di ujung gelembung menggunakan benang saat pengeringan juga tidak dianjurkan, karena dianggap dapat mempengaruhi tekstur gelembung, jadi dilakukan dalam posisi dihamparkan di atas alas plastik,” jelasnya.

Gelembung ikan tirus dipercaya memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan, salah satunya sebagai sumber kolagen, serta meningkatkan metabolisme tubuh.

Archive

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top