KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Dalam menjaga kelestarian hutan mangrove, masyarakat Desa Dabong mengupayakan adanya pembesaran bibit kepiting di tambak. Sebab kepiting yang baik dan berkualitas diperoleh dari habitat asli yakni hutan mangrove.
Ketua KUPS Silvofisheri Dabong Berkah, Mulyadi menyampaikan, selama proses pembesaran kepiting yang memakan waktu tiga bulan lamanya, kepiting betina telah memasuki periode menghasilkan telur.
Banyaknya jumlah telur kepiting yang dihasilkan, membuat Mulyadi memutuskan untuk membeli kepiting tersebut dengan tujuan melepaskan kembali kepiting ke habitat aslinya, yang diperoleh dari hasil tangkapan nelayan maupun hasil tambak milik warga sekitar yang hendak ingin menjualnya.
“Kepiting yang dilepaskan kadang-kadang ditangkap kembali oleh para nelayan, sehingga siklus pelepasan dan penangkapan dapat terjadi secara berulang,” ungkapnya
Namun, hal ini tidak mengurangi tekad Mulyad selaku para petani tambak dalam menjaga keberlanjutan populasi kepiting yang ada di desanya, mengigat kebutuhan kepiting juga didukung oleh banyaknya hutan mangrove disekitar.
“Yang terpenting bagi saya adalah untuk memastikan kepiting yang betelur harus dibiarkan berkembangbiak lagi, sehingga kita dapat mendapatkan bibit yang lebih banyak,” tuturnya.
Ia menuturkan, proses pembesaran kepiting di tambak, sejauh ini dirasakanya sangat membantu perekonomian masyarakat setempat, yang diharapkan agar populasi kepiting di Desa Dabong tak menghadapi kendala apapun.
“Dengan menjaga ekosistem mangrove, para petani tambak juga berkontribusi memberikan manfaat besar, baik untuk kelompok KUPS maupuan lingkungan sekitar,” pungkasnya.
Editor: Evi