KUBU RAYA, sampankalimantan.id – Untuk memastikan kualitas lingkungan tambak tetap terjaga, kegiatan rutin pergantian air secara teratur sangat penting bagi para petani tambak di sekitar Desa Dabong. Ketua KUPS Silvofisheri Dabong Berkah, Mulyadi, menekankan bahwa pergantian air tidak hanya menjaga kebersihan tambak tetapi juga berperan penting dalam menyuplai oksigen yang diperlukan kepiting dan biota lainnya.
Pergantian air dilakukan setiap tiga hari sekali untuk mencegah air menjadi keruh berwarna kekuningan dan menghilangkan aroma yang tidak sedap. Dengan cara ini, kualitas air dalam tambak dapat dipertahankan, yang sangat penting untuk mendukung kehidupan kepiting.
Selain itu, pergantian air rutin juga berfungsi untuk memastikan kebutuhan oksigen tetap terpenuhi dan membantu terbentuknya pakan alami seperti plankton, yang merupakan sumber nutrisi penting bagi kepiting. Pergantian air yang rutin menciptakan habitat yang optimal bagi perkembangan dan kehidupan kepiting.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil panen adalah luas area tambak. Para petani tambak mengamati bahwa tambak yang lebih luas cenderung menghasilkan kepiting dengan ukuran yang lebih besar. Kepiting dari tambak yang luas dapat memiliki berat mencapai 700-800 gram per ekor, sedangkan tambak yang lebih kecil biasanya hanya menghasilkan kepiting dengan berat 250-300 gram.
Dampak dari air pasang surut juga mempengaruhi pertumbuhan kepiting, sehingga pergantian air secara rutin adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan dalam budidaya kepiting. Dengan menjaga kualitas lingkungan melalui pergantian air rutin dan memanfaatkan area tambak yang luas, hasil panen yang optimal dapat dicapai.
Budidaya kepiting dalam kerangka perhutanan sosial yang dikenal dengan silvofisheri memberikan kontribusi positif terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Konsep silvofisheri mengintegrasikan kegiatan perikanan dengan kehutanan, memanfaatkan lahan hutan mangrove secara berkelanjutan untuk budidaya kepiting. Metode ini tidak hanya mendukung konservasi lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Dengan mengintegrasikan budidaya kepiting di lahan hutan mangrove, produktivitas tambak dapat ditingkatkan dan ketahanan ekonomi masyarakat pesisir diperkuat. Program silvofisheri menunjukkan bagaimana pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana dapat menjaga keseimbangan ekosistem sambil memberikan manfaat ekonomi. Dengan mengelola hutan mangrove secara hati-hati, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui budidaya kepiting, sambil tetap menjaga fungsi ekologis hutan.
Harapan bersama dari LPHD Dabong dan SAMPAN Kalimantan adalah untuk terus mempromosikan program-program pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada prinsip keberlanjutan lingkungan. Mereka berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh sukses bagi daerah lain dalam mengelola sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan masyarakat tambak dapat meraih kesejahteraan melalui budidaya kepiting yang berkelanjutan sambil melindungi ekosistem yang ada.
Editor: Evi