Manisnya Gula Semut sebagai Penggerak Ekonomi dan Pelestari Hutan

KUBU RAYA, sampankalimantan.id – Desa Kubu, terletak di pesisir Kabupaten Kubu Raya, dikenal dengan keberagaman sumber mata pencarian penduduknya. Letaknya yang strategis di pesisir memberikan akses langsung ke laut, menjadikan desa ini sebagai tulang punggung perekonomian bagi masyarakat setempat. Desa ini dikelilingi oleh hamparan hutan mangrove dan lahan pertanian subur, menciptakan kondisi alam yang mendukung berbagai jenis aktivitas ekonomi.

Dengan populasi sekitar 5.000 jiwa, mayoritas penduduk Desa Kubu, sekitar 60 persen, mengandalkan laut sebagai sumber penghidupan utama mereka, bekerja sebagai nelayan. Selain itu, sekitar 25 persen penduduk menggarap lahan pertanian untuk menanam padi dan sayur-sayuran, sementara 15 persen lainnya memilih menjadi wirausaha dengan membuka toko kelontong, usaha kerajinan, dan jasa transportasi. Diversifikasi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Kubu.

Salah satu usaha yang menonjol di Desa Kubu adalah produksi gula semut. Usaha ini menjadi inovasi penting yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Pelaku usaha gula semut memanfaatkan kelapa yang melimpah di sekitar desa mereka.

Untuk memproduksi gula semut, langkah pertama yang dilakukan adalah menyadap nira dari bunga kelapa. Proses ini membutuhkan ketelitian dan keterampilan khusus agar nira yang dihasilkan berkualitas tinggi. Setelah disadap, nira tersebut kemudian dimasak dalam wajan besar hingga mendidih. Selama proses pemasakan, nira harus terus diaduk agar tidak gosong dan mengental. Setelah mengental, nira tersebut didinginkan hingga mengkristal, lalu dihancurkan menjadi butiran halus yang dikenal sebagai gula semut. Proses ini dilakukan dengan alat sederhana, namun hasilnya sangat berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Gula semut termasuk ke dalam hasil hutan bukan kayu (HHBK) dalam skema perhutanan sosial. HHBK mencakup segala hasil hutan selain kayu yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari maupun sebagai komoditas ekonomi. Perhutanan sosial merupakan upaya pemerintah untuk memberikan akses kepada masyarakat sekitar hutan agar bisa memanfaatkan sumber daya hutan secara berkelanjutan. Dengan demikian, produksi gula semut di Desa Kubu tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat tetapi juga mendukung pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Pemanfaatan HHBK sangat beragam dan bisa menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar hutan. Selain gula semut, HHBK juga mencakup produk-produk seperti rotan, madu hutan, getah damar, serta berbagai jenis buah-buahan hutan. Dengan adanya program perhutanan sosial, masyarakat diberdayakan untuk mengelola dan memanfaatkan HHBK secara bijak, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka tetapi juga menjaga kelestarian hutan. Pemanfaatan HHBK mendorong diversifikasi mata pencaharian dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis sumber daya alam, sehingga menciptakan ekonomi lokal yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Produksi gula semut telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Usaha ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan harga jual yang kompetitif, gula semut mampu menarik minat pasar baik lokal maupun internasional, membuka peluang ekspor dan memperkenalkan produk unggulan Desa Kubu ke dunia luar.

Melihat potensi besar yang dimiliki, peluang pengembangan usaha gula semut di masa depan sangat menjanjikan. Inovasi dalam teknik produksi, peningkatan kualitas, serta pemasaran yang lebih luas bisa menjadi kunci sukses pengembangan usaha ini. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, akan memperkuat posisi gula semut sebagai komoditas unggulan.

Harapan dan visi ke depan untuk keberlanjutan usaha gula semut dan kesejahteraan masyarakat Desa Kubu sangatlah optimis. Dengan terus mendorong inovasi, menjaga kualitas produk, dan memperluas jaringan pasar, usaha gula semut diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan. Keberlanjutan usaha ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sumber daya alam secara bijak, mendukung pelestarian lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Archive

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top