KUBU RAYA, sampankalimantan.id -Peran hutan mangrove dalam ekosistem sangat signifikan, terutama dari sisi fungsi fisiknya. Hutan ini berfungsi sebagai pelindung pantai dari ancaman gelombang besar yang dapat menyebabkan erosi, mengendalikan proses sedimentasi yang terjadi di muara sungai, serta meredam kecepatan arus dan angin kencang yang bisa merusak ekosistem pesisir lainnya. Selain fungsi fisik, hutan mangrove juga menyediakan habitat penting bagi berbagai spesies biota laut, seperti ikan, kepiting, dan udang, yang bergantung pada ekosistem mangrove untuk berkembang biak dan mencari makan.
Menurut Peta Mangrove Nasional Tahun 2021 yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, total luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 3.364.080 hektare, yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan luas ekosistem mangrove terbesar di dunia, yaitu sekitar 20,37% dari total luas ekosistem mangrove global. Ekosistem ini terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan kerapatan vegetasi: mangrove lebat (3.121.240 hektare), mangrove sedang (188.366 hektare), dan mangrove jarang (54.474 hektare). Klasifikasi ini menunjukkan tingkat kesehatan dan produktivitas ekosistem mangrove di berbagai wilayah.
Di Kubu Raya, sesuai dengan data yang dihimpun oleh BAPPEDALITBANG Kubu Raya, hutan mangrove mencakup area seluas 132.887 hektare, menjadikannya salah satu wilayah dengan cakupan mangrove terbesar di Kalimantan Barat, yang total luas hutan mangrove-nya mencapai 175.288 hektare. Kehadiran hutan mangrove yang luas ini tidak hanya penting dari sisi ekologis, tetapi juga menjadi aset yang berharga untuk pengembangan ekonomi lokal, khususnya melalui pariwisata dan perikanan.
Hutan mangrove di desa-desa Kubu Raya memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Keindahan dan keunikan ekosistem mangrove, dengan jalinan akar-akar pohon yang kompleks dan berbagai satwa yang hidup di dalamnya, menawarkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain itu, dukungan dari masyarakat lokal dalam bentuk kesadaran lingkungan yang tinggi dan keterlibatan aktif dalam kegiatan konservasi menjadi faktor penting yang menunjang pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata berbasis alam yang berkelanjutan.
SAMPAN Kalimantan, sebagai lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada pelestarian lingkungan, melakukan berbagai upaya untuk menjaga dan memulihkan ekosistem hutan mangrove yang ada di Kubu Raya. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah patroli rutin setiap bulan, yang bertujuan untuk melindungi hutan dari aktivitas ilegal seperti penebangan liar dan konversi lahan yang dapat mengancam keberlangsungan ekosistem mangrove. Patroli ini juga berfungsi sebagai tindakan preventif untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hutan mangrove.
Selain kegiatan patroli, upaya lain yang dilakukan oleh SAMPAN Kalimantan adalah reboisasi kawasan hutan mangrove yang telah mengalami kerusakan. Penanaman bibit-bibit mangrove baru di area yang gundul menjadi langkah penting dalam memulihkan fungsi ekologis hutan, sekaligus menjaga keseimbangan alam agar dapat terus mendukung kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada keberadaan hutan ini.
Kegiatan-kegiatan ini sejalan dengan upaya pelestarian ekosistem hutan mangrove yang bertujuan untuk memastikan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Dengan menjaga keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam, hutan mangrove dapat memberikan manfaat jangka panjang yang sangat berharga, baik bagi kelestarian lingkungan maupun bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga hutan ini menjadi kunci utama keberhasilan upaya konservasi yang dilakukan.