KUBU RAYA, http://sampankalimantan.id – Kerajinan anyaman di Desa Teluk Bakung menjadi salah satu pilar penting dalam pemberdayaan ekonomi perempuan yang secara aktif terlibat dalam memproduksi berbagai produk anyaman. Melalui kerajinan ini, para perempuan mengembangkan keterampilan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara signifikan membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
Di Desa Teluk Bakung, kerajinan anyaman menjadi salah satu kearifan lokal yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Mereka memanfaatkan sumber daya alam sekitar sebagai bahan utama. Rotan yang diperoleh dari hutan sekitar menjadi bahan dasar favorit bagi para pengrajin untuk menghasilkan beragam produk anyaman, seperti tikar, tas, dan keranjang. Selain rotan, daun pandan atau soke juga digunakan sebagai bahan utama, memberikan variasi tekstur dan tampilan yang unik pada setiap produk.
Proses pembuatan anyaman di Desa Teluk Bakung dimulai dengan pemilihan bahan-bahan terbaik untuk memastikan kualitas tinggi. Rotan yang dipilih harus memiliki kekuatan dan kelenturan yang baik, sehingga mudah dianyam dan menghasilkan produk yang tahan lama.
Setelah bahan-bahan seperti rotan, daun pandan, atau soke siap, langkah selanjutnya adalah pewarnaan. Bahan-bahan ini dicelupkan ke dalam pewarna alami atau sintetis untuk menciptakan motif yang indah dan menarik. Pewarna alami menghasilkan warna-warna hangat yang ramah lingkungan, sedangkan pewarna sintetis menawarkan lebih banyak variasi warna cerah.
Untuk menghasilkan satu produk anyaman, para pengrajin bisa menghabiskan waktu sekitar satu minggu, tergantung pada tingkat kesulitan dan detail motif yang diinginkan. Setiap langkah dalam proses ini dilakukan dengan penuh ketelitian.
Produk anyaman dari Desa Teluk Bakung dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp100.000 hingga Rp300.000, tergantung pada ukuran, jenis, dan tingkat kerumitan motif yang dibuat. Harga ini sangat terjangkau mengingat proses pengerjaan yang memakan waktu lama dan kualitas yang dihasilkan.
Kegiatan menganyam tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Teluk Bakung. Banyak perempuan di desa ini bergabung dalam kelompok pengrajin untuk memproduksi dan memasarkan hasil karya mereka. Melalui kerajinan anyaman, mereka tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memberdayakan diri secara ekonomi.
“Kerajinan ini membantu kami mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar untuk menghasilkan produk berkualitas yang diminati banyak orang,” ungkap Yarsi, salah seorang pengrajin.
Kerajinan anyaman rotan dan soke juga berperan penting dalam mendukung upaya konservasi melalui perhutanan sosial. Dengan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu secara bijak, masyarakat tidak hanya mengurangi ketergantungan pada penebangan kayu, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.
Produk-produk kerajinan yang dihasilkan memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dipasarkan ke pasar yang lebih luas. Dengan mengedepankan cerita di balik setiap anyaman—dari pemanfaatan bahan baku alami hingga upaya menjaga kelestarian hutan—kerajinan ini memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga hutan. *Evi/Malik