KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Keberadaan ternak sapi di Desa Kampung Baru telah memberikan manfaat besar bagi pengelolaan lingkungan, terutama dalam pemanfaatan kotoran sebagai pupuk organik alami. Dengan memanfaatkan limbah ternak ini, warga desa mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sekaligus meningkatkan kualitas tanah untuk pertanian.
Di Desa Kampung Baru, mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan peternak, oleh karena itu, pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organik sangat membantu dalam mendukung hasil tani mereka. Kotoran sapi yang awalnya dianggap sebagai limbah, kini dapat diolah dan digunakan.
Salah satu warga, Pak Taji, peternak yang telah lama memelihara sapi di Desa Kampung Baru, menceritakan bagaimana keberadaan ternak sapi berperan penting dalam perekonomian keluarganya.
Selain itu, ia juga memanfaatkan ketersediaan rumput yang melimpah di sekitar desa sebagai pakan ternak, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Pak Taji juga berbagi pengalaman tentang bagaimana ternak sapi telah membantu mengurangi biaya pertanian.
“Dengan hutan yang masih asri, pemeliharaan ternak bisa semakin diupayakan, sebelumnya kami harus membeli pupuk kimia, tetapi sekarang dengan adanya ternak sapi, kami bisa membuat pupuk sendiri. Biaya berkurang, dan tanaman tumbuh lebih baik,”ujarnya. Jumat(13/9/2024).
Dengan populasi ternak yang cukup banyak, desa ini memiliki sumber daya kotoran sapi yang melimpah, sehingga menjadi peluang besar dalam pengelolaan limbah dan peningkatan kesuburan tanah.
Pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos dapat menjadi solusi untuk mengatasi limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Kotoran sapi, yang kaya akan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), mampu mensuplai nutrisi penting bagi tanah.
Dengan pengolahan yang tepat, pupuk kompos dari kotoran sapi tidak hanya memperkaya unsur hara yang dibutuhkan tanaman, tetapi juga memperbaiki struktur tanah, menjadikannya lebih subur dan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal.
Pembuatan pupuk organik dimulai dengan memilih bahan yang tepat agar hasilnya optimal. Proses pembuatan pupuk kompos pun, terbilang sangat sederhana. Bahan utama yang digunakan yakni kotoran sapi kering dan sekam padi.
Selanjutnya, sekam padi yang telah disiapkan sebelumnya dicampurkan dengan kotoran sapi dengan perbandingan 1:1, lalu diaduk hingga merata di atas alas atau terpal dengan menggunakan tangan secara langsung atau alat cangkul/sekop. Setelah tercampur merata pupuk kompos kini siap untuk digunakan.
Keberadaan pupuk kompos ini, sangat bermanfaat bagi pertanian masyarakat setempat. Kompos mengandung bahan organik yang esensial bagi pertumbuhan tanaman. Nutrisi yang terdapat dalam kotoran sapi, terutama dari hasil pencernaan alami ternak, menyediakan elemen-elemen penting yang meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil panen.
Tak heran, pupuk kompos dari kotoran sapi ini menjadi pilihan utama warga untuk memelihara tanaman mereka, karena selain ramah lingkungan, proses pembuatannya juga mudah dan ekonomis.
Dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik, masyarakat Desa Kampung Baru mampu menciptakan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman mereka. *Evi