KUBU RAYA, sampankalimantan – Desa Tanjung Harapan, khususnya di Dusun Tanjung Api-api, memiliki sebuah cerita sukses dalam pemanfaatan hasil alam yang begitu erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Di sini, terong bukan hanya sekadar hasil pertanian, tetapi juga merupakan sumber ekonomi yang penting bagi banyak keluarga. Setiap kali panen, masyarakat desa dapat mengemas hingga sekitar 100 bungkus terong yang dijual dengan harga Rp. 10.000 per bungkus. Hasil panen ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal tetapi juga menjadi sumber pendapatan yang membantu menggerakkan perekonomian desa.
Yanto, salah satu petani terong di Dusun Tanjung Api-api, menjelaskan bahwa terong yang ditanam di desanya memiliki kualitas yang baik dan rasa yang khas. Menurutnya, keberhasilan panen ini adalah hasil dari pengelolaan lahan yang bijak dan teknik bercocok tanam yang sudah dipraktikkan turun-temurun. Meskipun menggunakan metode sederhana, hasilnya cukup memuaskan dan mampu memenuhi permintaan dari masyarakat sekitar. Setiap bungkus terong yang dihasilkan oleh para petani biasanya langsung dipasarkan di sekitar desa atau dititipkan di warung-warung untuk memudahkan pembeli.
Panen terong ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi para petani, tetapi juga memberikan dampak sosial yang positif bagi komunitas. Produk-produk hasil tani yang dipasarkan di sekitar desa membantu memperkuat ketahanan pangan lokal, sehingga masyarakat bisa mendapatkan sayur segar dengan harga yang terjangkau. Dengan demikian, kegiatan bertani ini tidak hanya sekadar menguntungkan bagi para petani, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat desa.
Yanto juga menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari semangat gotong royong masyarakat. Pada saat panen, keluarga dan tetangga saling membantu memetik dan mengemas terong untuk siap dipasarkan. Proses ini menjadi momen kebersamaan yang turut memperkuat rasa persaudaraan di antara warga. Dengan adanya kerjasama ini, hasil panen dapat diproses lebih cepat dan langsung didistribusikan, sehingga kesegaran terong tetap terjaga.
Namun, seperti halnya dengan usaha pertanian lainnya, panen terong di Desa Tanjung Harapan juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah kondisi cuaca yang tidak menentu, yang kadang mengancam keberhasilan panen. Oleh karena itu, para petani di desa ini berusaha untuk menerapkan cara-cara bertani yang ramah lingkungan dan beradaptasi dengan kondisi alam. Mereka menggunakan pupuk organik yang dibuat sendiri untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Pendekatan ini tidak hanya menjaga kualitas hasil panen tetapi juga membantu menjaga kesehatan lingkungan.
Melihat pentingnya peran terong sebagai salah satu sumber perekonomian, beberapa tokoh desa berharap agar kegiatan bertani di Dusun Tanjung Api-api ini dapat terus berkelanjutan. Mereka juga berharap agar generasi muda tertarik untuk melanjutkan tradisi bercocok tanam ini. Selain menjadi sumber pendapatan, bertani juga merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dijaga agar tidak hilang di tengah derasnya arus modernisasi.
Kegiatan bertani di Desa Tanjung Harapan adalah contoh nyata bagaimana masyarakat pedesaan dapat mandiri dan memberdayakan sumber daya yang ada di sekitar mereka. Dengan mengelola lahan secara bijaksana dan menjaga kualitas produk, masyarakat dapat menikmati manfaat ekonomi dari alam tanpa merusak ekosistemnya. Harapan ke depan, usaha ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi lokal mereka dan berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan serta perekonomian desa yang lebih kuat.