Home > Blog > Article and report > Memanfaatkan  Hasil Hutan Untuk Kesejahteaan Masyarakat

Memanfaatkan  Hasil Hutan Untuk Kesejahteaan Masyarakat

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Menyusuri jalan di Desa Kampung Baru, terlihat lahan-lahan subur yang ditanami berbagai jenis sayuran dan tanaman pangan. Di sinilah sebagian besar penduduk Desa Kampung Baru memanfaatkan hutan sebagai sumber mata pencaharian utama.

Setiap pagi, warga Desa Kampung Baru bergegas menuju ladang, dengan tekun mengolah lahan tangan mereka sendiri. Hutan, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Tanah yang subur dan kondisi iklim yang mendukung, menjadikan hasil panen mereka begitu melimpah.

“Aktivitas bercocok tanam sayur dan berladang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga, yang kini lebih memilih cara-cara yang ramah lingkungan,” ungkap Poni selaku BPD Kampung Baru.

Pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 9 tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial menyebutkan bahwa agroforestri merupakan salah satu pola dalam pemanfaatan hutan pada areal kerja Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial.

Dalam agroforestri, lahan dikelola dengan memadukan tanaman pertanian dengan pohon-pohon kehutanan. Sistem ini, memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan hasil pertanian yang beragam, tetapi juga membantu menjaga kelestarian hutan. Tanaman pangan seperti sayuran, buah-buahan, atau tanaman obat ditanam berdampingan dengan pohon-pohon besar yang berfungsi sebagai penyangga ekosistem.

Di ladang-ladang itulah, tanaman-tanaman seperti singkong, jengkol, petai,  jagung, dan berbagai sayuran tumbuh subur di Desa Kampung Baru.  Hasil panen ini juga dijual ke pasar setempat, memberikan penghasilan tambahan yang membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semangat dan kerja keras warga terlihat jelas setiap kali mereka turun ke ladang. Dengan alat-alat sederhana, mereka menggali, menanam, dan merawat tanaman dengan penuh perhatian.

Mereka saling membantu, baik dalam menanam maupun saat musim panen tiba. Gotong royong menjadi nilai yang terus dijaga, mencerminkan bagaimana hubungan sosial dan hubungan dengan alam terjalin erat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Baru.

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan semakin meningkat di kalangan masyarakat. Penebangan hutan yang dulu marak dilakukan, kini sudah ditinggalkan. Begitu juga dengan praktik perburuan liar, yang semakin ditinggalkan karena masyarakat menyadari dampaknya terhadap keseimbangan ekosistem.

Kini, masyarakat Kampung Baru menyadari bahwa dengan menjaga kelestarian hutan, mereka juga menjaga masa depan generasi berikutnya. Perubahan ini menunjukkan komitmen masyarakat Kampung Baru untuk menjaga hutan, sambil tetap mengandalkannya sebagai sumber penghidupan yang penting.

Scroll to Top