Penyerahan Kambing Kepada KUPS Silvopastura Medan Jaya di Desa Medan Mas

Editor: Evi

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- SAMPAN Kalimantan bersama PT. Belantara Sejahtera Mandiri (BSM) melakukan penyerahan indukan kambing kepada Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Silvopastura Medan Jaya, sebanyak 16 ekor kambing betina disalurkan pada masing-masing anggota KUPS. Dukungan ini diberikan untuk memperkuat program kelola usaha, dan pengembangan kegiatan perhutanan sosial di Desa Medan Mas, Kamis (1/8/2024).

Ucapan rasa syukur juga dihaturkan oleh Ketua LPHD Medan Mas, Rusdianto, dukungan modal usaha berupa ternak kambing untuk KUPS Silvopastura Medan Jaya sangat berarti. Kambing-kambing yang telah diserahkan ini diharapkan dapat semakin berkembang biak dan menjadi sumber penghasilan jangka panjang bagi masyarakat di sana.

Ia menyampaikan, melalui dukungan dan peningkatan kapasitas dari semua pihak terkait, SAMPAN Kalimantan dan PT BSM, pengembangan usaha ternak kambing ini dapat berjalan secara maksimal. Semoga kerjasama ini terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi banyak masyarakat di Desa Medan Mas.

“Terima kasih atas perhatian dan dukungan yang terus menerus diberikan, yang sangat berarti bagi kemajuan dan kesejahteraan kami mengelola perhutanan sosial,” tutupnya.

Dengan potensi pakan yang mudah didapat dan bervariasi, budidaya kambing di wilayah ini menjadi alternatif yang menjanjikan, terutama sebagai sumber mata pencarian tambahan bagi masyarakat sekitar.

“Kami sangat bersemangat mendukung KUPS Silvopastura Medan Jaya dalam pengembangan usaha ternak kambing ini. Program ini tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui pengelolaan hutan yang lebih baik. Kami berharap inisiatif ini menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan usaha perhutanan sosial yang berkelanjutan dan berdaya guna,” ujar Nuryani, Business Development Manager, SAMPAN Kalimantan.

Dengan adanya dukungan ini, diharapkan masyarakat dapat semakin mandiri dalam mengelola usaha ternak kambing, serta mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan. Keberhasilan program ini tidak hanya akan berdampak positif pada peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi juga pada pelestarian lingkungan.

“Fokus utama saat ini adalah pengelolaan usaha melalui kelompok Silvopastura yakni ternak kambing, yang diharapkan kegiatan perhutanan sosial yang dikelola dengan baik ini, dapat mengurangi ancaman dan tekanan terhadap hutan desa, sehingga kerusakan hutan dapat diminimalisirkan,” ungkap Dohardo Maharari Hasugian, Assistant Community Development PT. BSM.

Selain itu, pihaknya akan terus mendukung LPHD Medan Mas agar dapat mengoptimalkan setiap kegiatan sesuai dengan perencanaan, dan memastikan kelestarian hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Melalui kegiatan ini, SAMPAN Kalimantan bersama PT. BSM berharap dapat membawa dampak positif yang signifikan kepada masyarakat dalam pengelolaan perhutanan sosial. Pendekatan silvopastura yang diterapkan, selain memberikan alternatif sumber penghasilan bagi masyarakat, juga mendukung upaya konservasi hutan dengan mengurangi tekanan terhadap hutan desa. Diharapkan program seperti ini terus berlanjut dan dikembangkan di wilayah-wilayah lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Penyerahan Kambing Kepada KUPS Silvopastura Medan Jaya di Desa Medan Mas Read More »

Mendulang Rupiah Dari Tanaman Cakar Elang

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Tanaman kait-kait atau yang dikenal dengan Cakar Elang (Katenis ligni) ini banyak ditemukan di Desa Teluk Bakung, terutama di lahan gambut. Kini mulai dilirik sebagai sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat yang memiliki peranan penting dalam peningkatan ekonomi lokal.

Cakar Elang (Katenis ligni) memiliki beragam kegunaan, terutama dalam pemanfaatan sebagai obat herbal. Tumbuhan ini mudah ditemukan di antara semak belukar dan biasanya tumbuh subur di sekitar perkebunan maupun tepian jalan. Keberadaannya yang melimpah menjadikan sebagai sumber daya alam yang potensial untuk dimanfaatkan.

Tanaman Cakar Elang memiliki ciri khas, terdapat bentuk seperti cakar atau mata kail, ini dapat dilihat pada setiap pangkal daun, batang tumbuh menjulang tinggi ke atas dengan daun berwarna hijau agak coklat kemerahan. Adapun bagian yang digunakan ialah tangkai batang yang berbentuk cakar.

Untuk tanaman Cakar Elang yang sudah dikeringkan, biasanya di banderol dengan harga Rp 65.000 untuk per kilo. Proses pengumpulan dan pengolahan Cakar Elang (Katenis ligni) membutuhkan waktu yang cukup panjang. Masyarakat desa biasanya dapat mengumpulkan sekitar enam kilogram dalam satu periode pengumpulan.

Proses ini dimulai dengan pemotongan bagian tumbuhan yang berbentuk seperti cakar atau mata kail, yang kemudian dilanjutkan dengan pengeringan selama tiga hari, hasil penjualan dari  tanaman Cakar Elang ini dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Masyarakat dapat terus memanfaatkan tumbuhan ini sebagai sumber penghasilan tambahan tanpa khawatir akan kelangkaan. Pemanfaatan tumbuhan obat tak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga mendorong pelestarian hutan. Ketika masyarakat melihat hutan sebagai sumber penghidupan yang berkelanjutan, mereka akan lebih termotivasi untuk menjaga dan melestarikan hutan.

Penebangan liar dan perusakan hutan dapat dikurangi, karena masyarakat akan memahami pentingnya menjaga kelestarian hutan untuk masa depan mereka. Program konservasi dan reboisasi pun menjadi lebih mudah diimplementasikan dengan dukungan dari masyarakat.

Menggabungkan pelestarian hutan dengan pemanfaatan tumbuhan yang kaya manfaat untuk kesehatan, merupakan upaya yang penting untuk disadari. Hutan yang lestari memastikan komunitas dari tanaman Cakar Elang (Katenis ligni) tetap terjaga, sementara masyarakat mendapatkan peluang ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Editor: Evi

Mendulang Rupiah Dari Tanaman Cakar Elang Read More »

Manajemen Kandang dan Penanganan yang Tepat Dalam Beternak Kambing

KUBU RAYA, sampankalimantan.id Manajemen kandang yang baik adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing di Kapuas Delta Project. Kandang yang nyaman bagi ternak sangat penting, dan perhatian terhadap manajemen kandang serta penanganan yang tepat harus dilakukan pada setiap siklus pemeliharaan.

Desain kandang merupakan aspek pertama yang perlu diperhatikan dalam manajemen kandang kambing. Ventilasi yang baik sangat penting untuk memastikan sirkulasi udara yang optimal, yang membantu mengurangi kelembapan dan risiko penyakit pernapasan. Pencahayaan yang cukup juga memainkan peran penting dalam kesehatan kambing, mempengaruhi produksi susu dan pertumbuhan. Cahaya matahari tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan kambing tetapi juga membantu dalam proses desinfeksi alami. Selain itu, kebersihan kandang harus dijaga agar mudah dibersihkan untuk mencegah penyebaran penyakit. Kebersihan yang terjaga akan mengurangi risiko infeksi dan penyakit menular.

Pemilihan lokasi kandang juga berperan penting dalam kesehatan dan kesejahteraan kambing. Lokasi yang tidak mudah tergenang air membantu menghindari kelembapan berlebih yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, lokasi kandang yang jauh dari pemukiman membantu mengurangi risiko penularan penyakit dan gangguan dari manusia.

Pengaturan ruang dalam kandang harus memperhatikan beberapa hal untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan kambing. Setiap kambing harus memiliki ruang yang cukup untuk bergerak agar tidak stres, karena stres dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas kambing. Pemisahan kambing berdasarkan umur, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan juga diperlukan untuk memudahkan manajemen dan mencegah penularan penyakit.

Setiawan, S.Pt., dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kubu Raya, menekankan pentingnya perhatian terhadap kambing muda. Jika kambing muda dan kambing dewasa dicampur dalam satu kandang, ada risiko kambing muda yang belum siap reproduksi akan dikawinkan oleh kambing jantan. Hal ini dapat menyebabkan keguguran karena usia dan kondisi fisik yang belum siap. Alat reproduksi kambing muda sangat rentan dan memerlukan perhatian khusus.

Nutrisi yang tepat sangat penting untuk kesehatan kambing. Peternak perlu menyediakan pakan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi kambing. Pakan tambahan seperti campuran dedak atau bungkil kelapa bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan. Selain itu, pastikan kambing selalu memiliki akses ke air bersih yang cukup untuk mendukung kesehatan dan produktivitas mereka.

Kebersihan dan sanitasi kandang harus dijaga dengan baik. Kebersihan kandang yang terjaga mengurangi risiko penyakit, dan pengelolaan limbah yang baik membantu menjaga kebersihan lingkungan sekitar kandang. Limbah kambing bisa diolah menjadi kompos atau biogas. Manajemen kandang yang baik juga berperan dalam pencegahan penyakit. Mengelola kotoran kambing dengan baik dan benar dapat mencegah penyebaran penyakit.

Kotoran yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber penyakit bagi ternak. Oleh karena itu, kandang harus selalu dibersihkan secara teratur, dan kotoran kambing sebaiknya diolah menjadi kompos atau biogas untuk mengurangi risiko penyakit dan memanfaatkan limbah secara efektif. Salah satu manfaat penting dari ternak adalah kotoran yang dapat dijadikan pupuk alami. Kotoran kambing kaya akan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pupuk alami ini tidak hanya menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Pupuk dari kotoran kambing yang diolah dengan baik bisa digunakan dalam pembudidayaan tumbuhan bernilai ekonomis untuk masyarakat. Tanaman-tanaman tersebut bisa ditanam dalam blok agroforestri di hutan desa, memberikan manfaat ganda baik untuk kelestarian lingkungan maupun peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

Pemantauan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi dan mencegah penyakit sejak dini. Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan secara rutin, dan vaksinasi serta pengobatan yang diperlukan harus diberikan untuk mencegah dan mengobati penyakit seperti penyakit mulut dan kuku, radang paru-paru, cacingan, dan penyakit kulit seperti kudis. Kambing sangat rentan terhadap penyakit, terutama saat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Penanganan khusus diperlukan selama proses pemindahan untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat ditularkan melalui udara atau kontak fisik, seperti penyakit mulut dan kulit.

Manajemen reproduksi juga harus diatur dengan baik untuk memastikan kondisi kesehatan kambing dan anakan tetap optimal. Kambing betina yang telah mencapai usia sepuluh bulan dan siap dikawinkan harus ditempatkan di kandang tersendiri. Pemisahan ini memastikan kambing betina mendapatkan perawatan khusus, termasuk pakan tambahan berkualitas seperti campuran dedak atau bungkil kelapa yang mudah diperoleh di sekitar desa. Pada fase kehamilan, kambing betina membutuhkan pakan tambahan yang seimbang untuk mendukung perkembangan janin. Saat kambing betina hamil, perlu memisahkannya dari kambing jantan dan kambing lainnya hingga proses melahirkan selesai.

Hal ini untuk menghindari risiko anakan kambing terinjak oleh kambing dewasa lainnya dan memberikan ruang yang cukup bagi anakan kambing untuk menyusui dengan ibunya. “Saat kambing betina hamil, penting untuk memisahkannya dari kambing jantan dan kambing lainnya hingga proses melahirkan selesai. Ini untuk menghindari risiko anakan kambing terinjak oleh kambing dewasa lainnya dan memberikan ruang yang cukup bagi anakan kambing untuk menyusui dengan ibunya,” ujar Setiawan, S.Pt., dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kubu Raya, pada Senin (22/7/2024).

Manajemen kandang kambing yang baik sangat penting bagi kesejahteraan ternak. Dengan manajemen kandang yang tepat dan penanganan yang cermat, diharapkan peternakan kambing di Kabupaten Kubu Raya dapat terus berkembang dengan baik. Peternak dapat meningkatkan kesejahteraan ternak mereka dan memaksimalkan potensi ekonomi lokal.

Harapan besar juga datang dari adanya pelatihan ternak kambing yang dilakukan oleh SAMPAN Kalimantan yang didukung oleh PT. BSM kepada KUPS bidang usaha silvopastura kambing di Kapuas Delta Project. Dengan pelatihan ini, peternak diharapkan mampu mengimplementasikan manajemen kandang yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan ternak mereka.

Manajemen Kandang dan Penanganan yang Tepat Dalam Beternak Kambing Read More »

Penyerahan Speed Boat Untuk LPHD Tanjung Harapan

KUBU RAYA, sampankalimantan.id – SAMPAN Kalimantan bersama PT. Belantara Sejahtera Mandiri (BSM) telah menyerahkan sebuah speed boat kepada LPHD Tanjung Harapan pada tanggal 18 Juli 2024. Dukungan ini merupakan langkah strategis dalam mendukung kegiatan desa, terutama untuk patroli dan penjagaan kawasan hutan. Mengingat sebagian besar wilayah Hutan Desa Tanjung Harapan adalah perairan, keberadaan alat transportasi seperti speed boat ini sangat esensial untuk memudahkan akses ke hutan desa.

Speed boat yang diserahkan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Body Speed Fiber F.17/40 Hp (5,3m X 1,6m x 65cm), Mesin OBM Yamaha 40 PK (2 Tak), Handle Remote, Kursi Jok 3 unit dan Tiang Kap 2 Pcs. Penyerahan speed boat ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pengelolaan kawasan Hutan Desa Tanjung Harapan. Dengan adanya alat transportasi ini, Tim Patroli Hutan Desa Tanjung Harapan dapat melakukan patroli dengan lebih efisien dan efektif.

Ketua LPHD Tanjung Harapan, Sahda, menyampaikan bahwa dalam pengelolaan kawasan hutan dengan izin yang diberikan oleh Kementerian LHK, pihaknya mendapatkan kemitraan kerjasama yang didampingi oleh SAMPAN Kalimantan dan dukungan PT. BSM. Kerjasama ini bertujuan untuk mengelola kawasan, lembaga, dan usaha yang terkait dengan kawasan hutan tersebut. Dengan adanya izin dan dukungan ini, diharapkan pengelolaan Hutan Desa Tanjung Harapan dapat berjalan dengan lancar.

“Speed boat ini akan digunakan untuk kegiatan patroli guna memastikan hutan mangrove tetap terlindungi dari ancaman kerusakan dan aktivitas ilegal. Kawasan hutan kami seluas kurang lebih 17.445 Ha harus maju. Aksi sekarang untuk masa depan,” ucapnya penuh semangat.

Sementara itu, perwakilan dari PT. BSM, Dohardo Hasugian, berharap speed boat ini dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat Desa Tanjung Harapan, terutama oleh LPHD Tanjung Harapan dan tim patroli yang fokus pada kegiatan pengamanan hutan. Speed boat yang telah diserahkan ini diharapkan dapat dijaga dan dirawat dengan baik agar menjadi aset berharga bagi LPHD untuk pengamanan hutan.

“LPHD Tanjung Harapan telah menjalankan kegiatan patroli secara rutin meskipun sebelumnya harus menyewa alat transportasi seperti speed boat dari desa. Dengan adanya dukungan dari PT. BSM dan SAMPAN Kalimantan, LPHD Tanjung Harapan kini dapat lebih mandiri dalam melaksanakan kegiatan patrolinya. Dukungan ini juga sejalan dengan rencana kerja perhutanan sosial milik LPHD Tanjung Harapan, sehingga LPHD Tanjung Harapan dapat menjalankan kegiatan patroli hutan dengan mudah,” ujarnya.

Dohardo menambahkan bahwa dengan adanya speed boat ini, semua kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan dapat terus berjalan dengan lancar. Dengan demikian, tujuan utama untuk menjaga kelestarian hutan desa dapat tercapai. Ketika hutan terjaga dengan baik, dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar, yaitu kesejahteraan yang meningkat.

Patroli rutin pengamanan hutan desa yang dilakukan oleh LPHD Tanjung Harapan berlangsung empat kali dalam sebulan, baik di area perairan maupun daratan. Kehadiran speed boat ini sangat mendukung kegiatan patroli tersebut, khususnya di area perairan yang merupakan bagian dari kawasan Hutan Desa Tanjung Harapan. Dengan adanya speed boat, para anggota tim patroli dapat lebih mudah mencapai titik-titik koordinat di area hutan desa dan segera bertindak jika ditemukan ancaman atau kegiatan ilegal.

Speed boat ini juga akan mendukung kegiatan lain di desa yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Misalnya, transportasi bahan baku dan hasil produk dari program perhutanan sosial. Dengan transportasi yang lebih cepat dan efisien, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, speed boat ini bisa digunakan untuk evakuasi darurat atau penanganan situasi mendesak lainnya, mengingat akses yang cepat dan mudah menjadi krusial dalam situasi darurat di wilayah perairan.

Kegiatan monitoring dan penelitian lingkungan di kawasan Hutan Desa Tanjung Harapan juga akan terbantu dengan adanya speed boat ini. Para peneliti dan tim monitoring dapat lebih mudah mengakses berbagai titik di kawasan hutan, mengumpulkan data dengan lebih efisien, serta melakukan pengamatan dan analisis yang lebih mendetail.

“Jika hutan terjaga dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat Desa Tanjung Harapan juga akan meningkat. Semua sarana dan prasarana yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga tujuan untuk menjaga kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan baik,” pungkasnya.

Dengan adanya bantuan speed boat ini, LPHD Tanjung Harapan kini memiliki sarana yang memadai untuk melakukan patroli dan pengamanan hutan secara optimal, memastikan hutan mangrove tetap terlindungi dari ancaman kerusakan dan aktivitas ilegal, serta berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat desa. Speed boat ini juga akan mendukung berbagai kegiatan lainnya di desa, meningkatkan efisiensi transportasi, serta memberikan akses cepat dalam situasi darurat, sehingga manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat desa.

Editor: Evi

Penyerahan Speed Boat Untuk LPHD Tanjung Harapan Read More »

Pelatihan KUPS Silvopastura Kambing Sebagai Upaya Peningkatan Produk Peternakan

KUBU RAYA, sampankalimantan.id – Dinas Perkebunan dan Peternakan Kubu Raya, melalui SAMPAN Kalimantan dan didukung oleh PT BSM, mengadakan pelatihan khusus untuk anggota KUPS Silvopastura di Aula Pertemuan Desa Padang Tikar Satu pada Selasa (23/7/2024). Pelatihan ini bertujuan meningkatkan produktivitas ternak kambing dan mendukung keberlanjutan hutan di Kapuas Delta Project.

Berdasarkan potensi lokal yang ada, beberapa Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Kapuas Delta Project telah memutuskan untuk membentuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang fokus pada silvopastura atau budidaya ternak kambing. Pelatihan ini diikuti oleh sepuluh desa, yaitu Tanjung Harapan, Ambarawa, Sungai Jawi, Tasik Malaya, Sungai Besar, Padang Tikar Satu, Medan Mas, Nipah Panjang, Teluk Nibung, dan Seruat Dua.

Langkah ini diambil berdasarkan pertimbangan ketersediaan pakan, pengalaman dalam pelaksanaan peternakan, dan kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Dengan memanfaatkan lahan hutan sebagai tempat penggembalaan ternak, silvopastura memungkinkan integrasi antara kehutanan dan peternakan melalui penanaman pohon sebagai bahan pakan ternak kambing. Hal ini penting agar produktivitas lahan dapat meningkat tanpa merusak lingkungan.

Pelatihan dilakukan dengan metode kunjungan ke kandang untuk melihat manajemen pengelolaan yang dilakukan oleh peternak lokal. Setelah kunjungan, diadakan sosialisasi dan diskusi untuk membahas temuan dan kondisi yang diamati di lapangan, sehingga peserta dapat berbagi pengetahuan dan mencari solusi bersama untuk meningkatkan praktik peternakan.

Pelatihan mencakup penanganan masalah umum dalam peternakan kambing, termasuk penyakit yang sering menyerang dan cara penanganannya. Selain itu, para peserta juga diberikan pengetahuan tentang teknis pengelolaan kandang yang efektif serta pemberian pakan yang tepat untuk memastikan kesehatan dan produktivitas ternak.

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kubu Raya menerangkan bahwa kondisi kesehatan ternak kambing oleh KUPS di Kapuas Delta Project dinilai sangat baik. Meskipun masih menggunakan metode pemeliharaan tradisional, para peternak di sini telah berhasil menjaga ternak mereka. Pakan yang melimpah di sekitar desa memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kambing mereka.

Setiawan, S.Pt., selaku Pengawas Penyakit dan Pengendali Penyakit dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kubu Raya, merekomendasikan agar peternak membangun kandang kambing dengan bentuk panggung. Kandang panggung akan membantu mengurangi risiko penularan penyakit karena memungkinkan sisa kotoran jatuh ke tanah dengan jarak yang tidak berdekatan.

Peternak juga disarankan untuk memberikan variasi pakan berupa berbagai jenis rumput dan daun. Setiap jenis rumput atau daun memiliki kandungan nutrisi yang berbeda, seperti protein, karbohidrat, dan kalsium. Variasi pakan ini penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kambing secara optimal.

“Sosialisasi ini tak hanya memberikan pemahaman lebih mendalam tentang kondisi peternakan kambing di KUPS, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan praktik peternakan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.

Silvopastura kambing memiliki peran penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Integrasi antara kehutanan dan peternakan memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan lahan hutan secara produktif tanpa merusak lingkungan. Program perhutanan sosial ini membantu masyarakat memperoleh penghasilan tambahan dari ternak kambing sambil menjaga kelestarian hutan. Dengan demikian, silvopastura kambing tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat di Kapuas Delta Project.

Melalui upaya sosialisasi ini, diharapkan ekonomi masyarakat sekitar dapat terus meningkat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam pengelolaan peternakan oleh masyarakat di Kapuas Delta Project, diharapkan dapat mengoptimalkan potensi yang ada dan menciptakan sumber pendapatan sambil tetap menjaga kelestarian hutan sekitar.

Editor: Evi

Pelatihan KUPS Silvopastura Kambing Sebagai Upaya Peningkatan Produk Peternakan Read More »

Penyerahan Sarana dan Prasarana Karthula untuk LPHD Teluk Bakung

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kapabilitas pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karthula), yang baru-baru ini terjadi di Desa Teluk Bakung, SAMPAN Kalimantan bersama PT. BSM telah menyerahkan dukungan sarana dan prasarana sebagai penunjang penanganan karhutla kepada Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Teluk Bakung, Jumat (26/7/2024).

Perlengkapan yang diserahkan meliputi 2 unit mesin pompa air Yamamoto YWP30H beserta nozzel dan selang besar, serta tambahan 20 selang pemadam kebakaran, 3 unit Handy Talkie (HT), serta 11 baju Masyarakat Peduli Api (MPA) dan 4 baju rompi patroli khusus untuk anggota LPHD Teluk Bakung. Pemberian alat-alat ini bertujuan untuk memperkuat kesiapan tim dalam menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan di desa Teluk Bakung.

Berdasarkan informasi tim di lapangan, hingga hari ini 27 Juli 2024 sebanyak 3 (tiga) titik api di kawasan hutan Desa Teluk Bakung telah berhasil dipadamkan berkat kesiapan dan kerja keras tim patroli. Proses pemadaman ini berlangsung cepat dan efektif berkat bantuan peralatan yang memadai.

Dengan penyerahan sarana dan prasarana ini, diharapkan LPHD Desa Teluk Bakung dan tim patroli semakin siap dalam menghadapi tantangan karthula. Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan hutan Teluk Bakung akan tetap lestari dan terhindar dari ancaman karthula di kemudian hari.

Penyerahan Sarana dan Prasarana Karthula untuk LPHD Teluk Bakung Read More »

Aksi Cepat dan Tanggap LPHD Teluk Bakung Atasi Karhutla

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) bergerak cepat dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karthula) yang terjadi di Desa Teluk Bakung.. Begitu mendeteksi adanya titik api, tim LPHD segera menerjunkan para tim patroli hutan desa untuk memadamkan api  yang meyebar luas di sekitar kawasan hutan. Berkat respon cepat dan kerjasama antara LPHD dan tim patroli kebakaran berhasil dikendalikan dini hari.

Terpantau 23 titik hotspot di Teluk Bakung pada tanggal 26/7/2024 pukul 09.00 WIB sebagai update terbaru. Tim terus bekerja keras untuk mengatasi situasi ini dan menjaga keselamatan serta kelestarian hutan.

Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Teluk Bakung, Nata menyampaikan, bahwa penyebab kebakaran hutan yang terjadi di wilayah mereka hingga saat ini masih belum diketahui. Kebakaran tersebut pertama kali terdeteksi sekitar pukul 10.00 pagi di sekitar areal hutan desa.

“Kami berusaha hingga malam hari memadamkan api, karena keterbatasan sarana selang dan mesin sehingga api tidak tidak dapat dipadamkan, dan kami juga sempat mencoba meminta bantuan untuk peminjaman selang,”  ungkap Nata, Kamis (25/7/2024).

LPHD dan anggota tim patroli lainnya, terus berusaha hingga malam hari untuk mengendalikan kobaran api tersebut. Meskipun demikian, keterbatasan peralatan yang ada menjadi kendala utama dalam penanganan kebakaran ini.

Nata berharap pemerintah dapat memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana yang lebih memadai untuk penanggulangan kebakaran hutan di desa mereka. Dukungan dari pemerintah diharapkan dapat membantu LPHD Teluk Bakung dalam meminimalisir dampak kebakaran, sehingga kerusakan lingkungan dapat dicegah dan tidak semakin parah.

Sementara itu, Donatus Dino selaku  Koordinator Tim Patroli, mengungkapkan harapannya agar ke depan persediaan alat-alat yang dibutuhkan untuk memadamkan api, seperti selang dan peralatan pemadam lainnya, dapat ditingkatkan.

“Keterbatasan peralatan saat ini menjadi pelajaran penting,  untuk peningkatan kesiapsiagaan dan respons terhadap kebakaran hutan di kemudian hari,” jelasnya.

Dengan dukungan tersebut, tim patroli dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Teluk Bakung, diharapkan dapat lebih efektif dalam mengendalikan dan memadamkan kebakaran hutan. sehingga kejadian serupa tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada lingkungan.

Aksi Cepat dan Tanggap LPHD Teluk Bakung Atasi Karhutla Read More »

Manisnya Gula Semut sebagai Penggerak Ekonomi dan Pelestari Hutan

KUBU RAYA, sampankalimantan.id – Desa Kubu, terletak di pesisir Kabupaten Kubu Raya, dikenal dengan keberagaman sumber mata pencarian penduduknya. Letaknya yang strategis di pesisir memberikan akses langsung ke laut, menjadikan desa ini sebagai tulang punggung perekonomian bagi masyarakat setempat. Desa ini dikelilingi oleh hamparan hutan mangrove dan lahan pertanian subur, menciptakan kondisi alam yang mendukung berbagai jenis aktivitas ekonomi.

Dengan populasi sekitar 5.000 jiwa, mayoritas penduduk Desa Kubu, sekitar 60 persen, mengandalkan laut sebagai sumber penghidupan utama mereka, bekerja sebagai nelayan. Selain itu, sekitar 25 persen penduduk menggarap lahan pertanian untuk menanam padi dan sayur-sayuran, sementara 15 persen lainnya memilih menjadi wirausaha dengan membuka toko kelontong, usaha kerajinan, dan jasa transportasi. Diversifikasi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Kubu.

Salah satu usaha yang menonjol di Desa Kubu adalah produksi gula semut. Usaha ini menjadi inovasi penting yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Pelaku usaha gula semut memanfaatkan kelapa yang melimpah di sekitar desa mereka.

Untuk memproduksi gula semut, langkah pertama yang dilakukan adalah menyadap nira dari bunga kelapa. Proses ini membutuhkan ketelitian dan keterampilan khusus agar nira yang dihasilkan berkualitas tinggi. Setelah disadap, nira tersebut kemudian dimasak dalam wajan besar hingga mendidih. Selama proses pemasakan, nira harus terus diaduk agar tidak gosong dan mengental. Setelah mengental, nira tersebut didinginkan hingga mengkristal, lalu dihancurkan menjadi butiran halus yang dikenal sebagai gula semut. Proses ini dilakukan dengan alat sederhana, namun hasilnya sangat berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Gula semut termasuk ke dalam hasil hutan bukan kayu (HHBK) dalam skema perhutanan sosial. HHBK mencakup segala hasil hutan selain kayu yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari maupun sebagai komoditas ekonomi. Perhutanan sosial merupakan upaya pemerintah untuk memberikan akses kepada masyarakat sekitar hutan agar bisa memanfaatkan sumber daya hutan secara berkelanjutan. Dengan demikian, produksi gula semut di Desa Kubu tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat tetapi juga mendukung pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Pemanfaatan HHBK sangat beragam dan bisa menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar hutan. Selain gula semut, HHBK juga mencakup produk-produk seperti rotan, madu hutan, getah damar, serta berbagai jenis buah-buahan hutan. Dengan adanya program perhutanan sosial, masyarakat diberdayakan untuk mengelola dan memanfaatkan HHBK secara bijak, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka tetapi juga menjaga kelestarian hutan. Pemanfaatan HHBK mendorong diversifikasi mata pencaharian dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis sumber daya alam, sehingga menciptakan ekonomi lokal yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Produksi gula semut telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Usaha ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan harga jual yang kompetitif, gula semut mampu menarik minat pasar baik lokal maupun internasional, membuka peluang ekspor dan memperkenalkan produk unggulan Desa Kubu ke dunia luar.

Melihat potensi besar yang dimiliki, peluang pengembangan usaha gula semut di masa depan sangat menjanjikan. Inovasi dalam teknik produksi, peningkatan kualitas, serta pemasaran yang lebih luas bisa menjadi kunci sukses pengembangan usaha ini. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, akan memperkuat posisi gula semut sebagai komoditas unggulan.

Harapan dan visi ke depan untuk keberlanjutan usaha gula semut dan kesejahteraan masyarakat Desa Kubu sangatlah optimis. Dengan terus mendorong inovasi, menjaga kualitas produk, dan memperluas jaringan pasar, usaha gula semut diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan. Keberlanjutan usaha ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sumber daya alam secara bijak, mendukung pelestarian lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Manisnya Gula Semut sebagai Penggerak Ekonomi dan Pelestari Hutan Read More »

Timang-Timang Kambingku Sayang

KUBU RAYA, sampankalimantan.id – Setelah LPHD Teluk Nibung mendapat izin Kelola Perhutanan Sosial berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. 9 Tahun 2021, mereka memperoleh kewenangan untuk menjalin kerjasama usaha dengan skema investasi multiusaha yang melibatkan berbagai pihak. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan ini, LPHD membentuk KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial) sebagai wadah tata kelola usaha. Dengan adanya KUPS, mereka dapat memperoleh suntikan dana dan menjalankan berbagai usaha yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan desa setempat, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.

KUPS Silvopastura Nibung Mandiri 1 dibentuk pada 10 Maret 2024 sebagai tindak lanjut dari Kerjasama Kelola Multiusaha dalam skema Program Perhutanan Sosial. Program ini bertujuan menyediakan mata pencaharian alternatif bagi penduduk desa yang selama ini masih mengandalkan pendapatan dari kerja semusim atau dari hutan desa.

Sebelumnya SAMPAN Kalimantan bersama PT. BSM telah melakukan pembagian indukan kambing kepada KUPS Silvopastura Nibung Mandiri 1 yang beranggotakan 11 orang dan merawat total 13 ekor, dimana 11 ekor indukan betina, sedangkan 2 ekor indukan jantan yang akan digilir diinapkan bersama kambing betina saat masa birahi. Saat ini hasilnya sudah nampak dengan salah satu kambing milik Suratman salah satu anggota KUPS yang sudah beranak melahirkan kambing jantan sehat dan lincah.

“Ini kambing jantan, baru berumur 2 bulan!” ujar Pak Suratman sambil menimang kambing kecilnya hasil pengelolaan KUPS Nibung Mandiri 1, Desa Teluk Nibung, Batu Ampar, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat lalu, 19 Juli 2024.

Dalam persiapan beternak kambing, mereka mempelajari segala seluk-beluk tentang kambing, baik dari kisah peternak di kampung, informasi mulut ke mulut, maupun dari media daring. Bagi desa-desa di Bentang Pesisir Padang Tikar mulai dari Tasik Malaya, Padang Tikar Satu hingga Tanjung Harapan, komoditi usaha yang dipilih adalah ternak kambing.

Suratman berharap kambing milik anggota KUPS lain segera menyusul bunting dan beranak agar perputaran siklus usaha Silvopastura cepat tercapai. Mereka merawat ternak dengan penuh perhatian, menyediakan kandang yang layak, suplai pakan secara teratur, bahkan kini tengah menguji coba pakan fermentasi untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan, sehingga kambing-kambing menjadi lebih sehat.

“Iya, kami merawat kambing seperti anggota keluarga sendiri. Cepat besar dan beranak. Bertambah banyak, bertambah pula rezeki kami,” ujar Pak Suratman sambil menimang erat kambing kecil jantannya.

Kerjasama multiusaha yang dilakukan oleh LPHD Teluk Nibung bersama SAMPAN Kalimantan dan PT. BSM tidak hanya memberikan harapan baru bagi penduduk Desa Teluk Nibung, tetapi juga membuktikan bahwa potensi lokal bisa dikembangkan menjadi usaha yang berkelanjutan dan menguntungkan. Anggota KUPS Silvopastura Nibung Mandiri 1 kini tidak hanya melihat ternak kambing sebagai sumber pendapatan tambahan, tetapi juga sebagai simbol kemandirian dan kebersamaan.

Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, para anggota KUPS terus berinovasi, memastikan setiap kambing tumbuh sehat dan produktif. Usaha silvopastura kambing ini bukan hanya tentang beternak, tetapi tentang membangun masa depan yang lebih cerah bagi seluruh desa. Dukungan yang solid dan kerja keras tanpa henti menjadi fondasi yang kuat bagi keberhasilan kerjasama multiusaha ini.

Timang-Timang Kambingku Sayang Read More »

Mengenal Keberagaman Sumber Mata Pencarian Masyarakat Desa Kubu

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Keberagaman sumber mata pencarian masyarakat di Desa Kubu tesebar diberbagai daerah, mengigat letaknya yang strategis berada di pesisir menjadikan Kubu sebagai tulang punggung perekonomian bagi masyarakat setempat.

Mereka melakukannya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup (ekonomi) dan kesejahteraan keluarga mereka, contohnya pada masyarakat yang tinggal dekat pesisir, mayoritas mata pencaharian mereka adalah nelayan.

Dengan berlayar ke lautan lepas, mereka menangkap ikan dan hasil laut lainnya yang kemudian dijual ke pasar lokal maupun luar daerah. Mereka juga menanam berbagai jenis tanaman pangan seperti padi, dan sayur-sayuran.

“Mayoritas penduduknya sekitar 60 persen, mengandalkan laut sebagai sumber rejeki utama mereka, bekerja keras setiap hari sebagai nelayan. Selain nelayan, sekitar 25 persen penduduk Desa Kubu memilih untuk menggarap lahan pertanian, dan 15 persen sebagai wirausaha,” ungkap Herwansyah, selaku Kepala Desa Kubu.

Dikatakan, hampir sebagian masyarakat yang tinggal disana berkerja sebagai nelayan, sisanya memanfaatkan dari hasil berkebun, bertani, buruh, dan lainnya, yang disesuaikan dengan keberadaan letak daerahnya,” ungkapnya.

Tak hanya befokus pada nelayan dan hasil kebun, masyarakat juga  menjalankan berbagai usaha mulai dari toko kelontong, usaha kerajinan, hingga jasa transportasi. Wirausaha menjadi alternatif yang menggiurkan bagi sebagian penduduk yang ingin mencari keberuntungan di luar sektor pertanian dan perikanan.

Salah satu usaha yang menonjol di Desa Kubu adalah produksi gula semut. Usaha ini menjadi inovasi penting yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Pelaku usaha gula semut memanfaatkan kelapa yang melimpah di sekitar desa mereka.

“Desa Kubu menjadi contoh keberagaman sumber mata pencari dalam mendukung perekonomian sehingga  dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Editor: Evi

Mengenal Keberagaman Sumber Mata Pencarian Masyarakat Desa Kubu Read More »

Scroll to Top