Budidaya Timun KUPS Insan Cita Mandiri Desa Kubu Panen Cepat Untung Melimpah

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Budidaya tanaman timun merupakan kegiatan bertani yang masih banyak digemari oleh sebagian petani di Indonesia, termasuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Insan Cita Mandiri di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Keberhasilan KUPS Insan Cita Mandiri dalam memproduksi sekitar 87 kg timun dalam  siklus pemanenan menunjukkan potensi ekonomi yang besar dari komoditas ini.

Dengan proses penanaman yang relatif mudah dan waktu panen yang cepat, para petani dapat menikmati hasil panen dalam waktu singkat. Setelah masa tanam sekitar 75 hingga 85 hari, panen pertama dapat dilakukan, dan masa panen berlangsung antara satu hingga satu setengah bulan.

Para petani dapat melakukan panen setiap hari, dengan hasil yang bervariasi, umumnya satu hingga dua buah per tanaman setiap kali petik. Buah timun yang layak petik ditandai dengan kematangan penuh, warna seragam dari pangkal hingga ujung, serta ukuran yang optimal sesuai varietasnya.

Selain itu, timun juga memiliki permintaan pasar yang stabil, menjadikannya pilihan yang menjanjikan dalam usaha tani. Kemudahan budidaya dan potensi pasar yang baik membuat tanaman timun menjadi salah satu komoditas yang sangat menarik bagi para petani.

Buah timun, sering dijumpai sebagai lalapan atau pelengkap hidangan. Popularitasnya tak hanya terletak pada rasanya yang segar, tetapi juga pada kemudahan dalam proses budidayanya.

Dengan teknik budidaya yang sederhana dan waktu panen yang cepat, petani dapat dengan mudah memanfaatkan lahan mereka untuk menghasilkan timun dengan kualitas yang baik, dan tentunya menguntungkan.

Iwan, salah satu anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Insan Cita Mandiri di Desa Kubu, menjelaskan bahwa proses pembersihan lahan hanya difokuskan pada penghilangan tumbuhan gulma. Dia menambahkan, meskipun pembersihan gulma penting untuk menjaga kesehatan tanaman, tantangan lain yang hadapi seperti cuaca panas yang sering melanda selama periode pembibitan.

“Cuaca panas dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit timun, sehingga diperlukan perhatian ekstra dalam pengelolaan tanaman, untuk tetap berkomitmen melakukan perawatan yang optimal, ” ungkapnya, Minggu (15/9/2024). .

Pemanfaatan lahan dengan sistem agroforestri tak hanya meningkatkan produktivitas pertanian saja, akan  tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Para petani dapat memproduksi berbagai jenis hasil pertanian dalam satu lahan, yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.

Lebih jauh lagi, praktik agroforestri dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi risiko erosi. Ketika petani mengintegrasikan tanaman timun dengan pohon-pohon pelindung, mereka turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menjaga kelestarian lingkungan.

Budidaya tanaman timun menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan yang baik, dapat memberikan manfaat ganda yakni meningkatkan produktivitas pertanian dan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. Sehingga dapat mendukung kesejahteraan mereka, dan menjaga kelestarian sumber daya alam di sekitar.

Budidaya Timun KUPS Insan Cita Mandiri Desa Kubu Panen Cepat Untung Melimpah Read More »

Optimalisasi Budidaya Kacang Panjang KUPS Insan Cita Mandiri Melalui Metode Tumpang Sari

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Desa Kubu, melalui KUPS Insan Cita Mandiri, telah menjadi pilihan menarik bagi petani yang mencari tanaman dengan perawatan yang relatif mudah dan hasil yang melimpah. Budidaya kacang panjang menjadi sorotan utama, terutama karena kemampuan tanaman ini untuk memberikan hasil yang berlimpah dengan modal perawatan yang terjangkau.

Salah satu metode yang diterapkan oleh para petani adalah tumpangsari (intercropping) merupakan pola tanam polikultur yang sering digunakan dalam pembudidayaan tanaman, yaitu menanam lebih dari satu komoditas dalam satu lahan. Dalam praktik ini, tanaman mentimun, terong dan semangka menjadi pendamping yang ideal bagi kacang panjang.

Metode tumpangsari, tak hanya dapat memaksimalkan penggunaan lahan, tetapi juga menciptakan sinergi antara berbagai jenis tanaman, dalam upaya meningkatkan keberagaman hasil pertanian.

Dalam sistem tumpang sari, pemilihan tanaman pendamping yang tepat sangat penting. Petani biasanya memilih tanaman berakar dalam dan dangkal untuk menghindari persaingan penyerapan hara dari dalam tanah. Tinggi dan lebar tajuk antara tanaman yang ditumpangsarikan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya matahari, yang pada gilirannya memengaruhi hasil panen

Selain itu, kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan. Kacang panjang membutuhkan banyak sinar matahari, sehingga lahan yang terbuka di dataran rendah lebih disukai untuk pertumbuhannya. Dengan kebutuhan cahaya matahari yang tinggi, para petani di Desa Kubu memanfaatkan kondisi lahan mereka secara optimal.

Iwan selaku anggota KUPS Insan Cita Mandiri menyampaikan, dalam pemeliharaan dan penyiraman tanaman rutin dilakukan pada pagi atau sore hari, sesuai dengan kelembaban tanah. Selain itu, pemasangan turus juga penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman kacang panjang yang merambat.

“Turus atau lanjaran digunakan sebagai tempat tanaman merambat, yang terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 2 meter dan ditancapkan pada jarak 10 cm dari batang tanaman. Pemasangan turus dilakukan setelah tanaman berumur satu minggu, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik,” ujarnya. Minggu (15/9/2024).

Menurutnya, kacang panjang adalah salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang telah lama dibudidayakan oleh petani, baik secara polikultur, maupun sebagai tanaman sela. Tanaman ini sangat fleksibel dan dapat tumbuh baik di lahan dataran rendah maupun dataran tinggi.

Dengan teknik budidaya yang tepat, petani di Desa Kubu dapat memaksimalkan potensi lahan mereka dan meningkatkan hasil pertanian. Dukungan dari KUPS Insan Cita Mandiri juga berperan penting dalam membantu para petani mengadopsi teknik budidaya yang efisien, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.

Dinasti Pemungkas, selaku Sekretaris Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kubu, mengucapkan banyak terima kasih kepada SAMPAN Kalimantan dan PT. BSM atas kontribusi mereka dalam mendukung kegiatan KUPS Insan Cita Mandiri.

Dukungan dari SAMPAN Kalimantan dan PT. BSM telah memberikan dampak positif bagi para petani di Desa Kubu. Dengan bantuan yang diberikan, kegiatan KUPS diharapkan dapat berkembang lebih lanjut.

“Kami berharap hasil dari pemanenan ini dapat memotivasi para petani untuk terus berinovasi dan meningkatkan produktivitas. Semoga kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut, sehingga kegiatan KUPS dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh masyarakat Desa Kubu,” tuturnya.

Optimalisasi Budidaya Kacang Panjang KUPS Insan Cita Mandiri Melalui Metode Tumpang Sari Read More »

Limbah yang Menjadi Emas bagi Petani

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Keberadaan ternak sapi di Desa Kampung Baru telah memberikan manfaat besar bagi pengelolaan lingkungan, terutama dalam pemanfaatan kotoran sebagai pupuk organik alami. Dengan memanfaatkan limbah ternak ini, warga desa mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sekaligus meningkatkan kualitas tanah untuk pertanian.

Di Desa Kampung Baru, mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan peternak, oleh karena itu, pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organik sangat membantu dalam mendukung hasil tani mereka. Kotoran sapi yang awalnya dianggap sebagai limbah, kini dapat diolah dan digunakan.

Salah satu warga, Pak Taji, peternak yang telah lama memelihara sapi di Desa Kampung Baru, menceritakan bagaimana keberadaan ternak sapi berperan penting dalam perekonomian keluarganya.

Selain itu, ia juga memanfaatkan ketersediaan rumput yang melimpah di sekitar desa sebagai pakan ternak, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Pak Taji juga berbagi pengalaman tentang bagaimana ternak sapi telah membantu mengurangi biaya pertanian.

“Dengan hutan yang masih asri, pemeliharaan ternak bisa semakin diupayakan, sebelumnya kami harus membeli pupuk kimia, tetapi sekarang dengan adanya ternak sapi, kami bisa membuat pupuk sendiri. Biaya berkurang, dan tanaman tumbuh lebih baik,”ujarnya. Jumat(13/9/2024).

Dengan populasi ternak yang cukup banyak, desa ini memiliki sumber daya kotoran sapi yang melimpah, sehingga menjadi peluang besar dalam pengelolaan limbah dan peningkatan kesuburan tanah.

Pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos dapat menjadi solusi untuk mengatasi limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Kotoran sapi, yang kaya akan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), mampu mensuplai nutrisi penting bagi tanah.

Dengan pengolahan yang tepat, pupuk kompos dari kotoran sapi tidak hanya memperkaya unsur hara yang dibutuhkan tanaman, tetapi juga memperbaiki struktur tanah, menjadikannya lebih subur dan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal.

Pembuatan pupuk organik dimulai dengan memilih bahan yang tepat agar hasilnya optimal. Proses pembuatan pupuk kompos pun, terbilang sangat sederhana. Bahan utama yang digunakan yakni kotoran sapi kering dan sekam padi.

Selanjutnya, sekam padi yang telah disiapkan sebelumnya dicampurkan dengan kotoran sapi dengan perbandingan 1:1, lalu diaduk hingga merata di atas alas atau terpal dengan menggunakan tangan secara langsung atau alat cangkul/sekop. Setelah tercampur merata pupuk kompos kini siap untuk digunakan.

Keberadaan pupuk kompos ini, sangat bermanfaat bagi pertanian masyarakat setempat. Kompos mengandung bahan organik yang esensial bagi pertumbuhan tanaman. Nutrisi yang terdapat dalam kotoran sapi, terutama dari hasil pencernaan alami ternak, menyediakan elemen-elemen penting yang meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil panen.

Tak heran, pupuk kompos dari kotoran sapi ini menjadi pilihan utama warga untuk memelihara tanaman mereka, karena selain ramah lingkungan, proses pembuatannya juga mudah dan ekonomis.

Dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik, masyarakat Desa Kampung Baru mampu menciptakan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman mereka. *Evi

Limbah yang Menjadi Emas bagi Petani Read More »

Penyerahan Indukan Kambing Untuk KUPS Silvopastura Beringin Jaya Desa Sungai Jawi

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Sungai Jawi memberikan fasilitas modal bergulir kepada KUPS Silvopastura Beringin Jaya, sebanyak 17 ekor indukan kambing yang terdiri dari 2 ekor kambing  jantan dan  15 ekor kambing betina, disalurkan kepada masing-masing anggota KUPS, yang merupakan hasil dari kerjasama kewirausahaan multiusaha perhutanan sosial dengan PT. BSM atas pendampingan SAMPAN, Selasa(3/9/2024).

Dalam upaya memberdayakan masyarakat sekitar, LPHD memberikan kambing sebagai modal awal bagi warga Desa Sungai Jawi untuk memulai usaha peternakan. Kehadiran kambing ini diharapkan dapat membawa banyak manfaat bagi para kelompok. Dengan peternakan yang berkembang, diharapkan masyarakat dapat menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Melalui pola silvopasturan menawarkan banyak manfaat, terutama terkait dengan pakan yang tersedia di sekitar. Dengan adanya pepohonan, lingkungan silvopasturan menyediakan naungan dan perlindungan bagi kambing, yang dapat mengurangi stres akibat suhu panas dan meningkatkan kenyamanan ternak.

Keberadaan pohon dalam sistem ini juga berkontribusi pada penyediaan pakan alami. Daun dan rumput yang tumbuh di bawah naungan pohon menjadi sumber pakan yang kaya akan nutrisi bagi kambing. Selain itu, akar pohon membantu menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan pakan berkualitas.

Dengan mengadopsi sistem silvopasturan, peternak kambing tak hanya dapat memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak mereka, sehingga menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan.

Selain itu, ketersediaan pakan yang melimpah tak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga memastikan kesehatan dan pertumbuhan kambing yang optimal, yang memungkinkan para peternak untuk merawat kambing mereka dengan baik.

Dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti lahan hutan dan pakan alami dari sistem silvopastura, para peternak kambing di Desa Sungai Jawi dapat menjalankan usaha ternak mereka dengan lebih efisien. Ketersediaan pakan yang melimpah dari dedaunan dan rerumputan di bawah naungan pepohonan mengurangi ketergantungan pada pakan komersial, sehingga menghemat biaya operasional.

Selain itu, lingkungan yang lebih nyaman dan alami bagi kambing membantu meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak, yang pada akhirnya menghasilkan daging berkualitas lebih baik dan tingkat kelahiran yang lebih tinggi. *Evi/Malik

Penyerahan Indukan Kambing Untuk KUPS Silvopastura Beringin Jaya Desa Sungai Jawi Read More »

Menguatkan Ekonomi Perempuan Lewat Kerajinan Anyaman di Desa Teluk Bakung

KUBU RAYA, http://sampankalimantan.id – Kerajinan anyaman di Desa Teluk Bakung menjadi salah satu pilar penting dalam pemberdayaan ekonomi perempuan yang secara aktif terlibat dalam memproduksi berbagai produk anyaman. Melalui kerajinan ini, para perempuan mengembangkan keterampilan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara signifikan membantu meningkatkan pendapatan keluarga.

Di Desa Teluk Bakung, kerajinan anyaman menjadi salah satu kearifan lokal yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Mereka memanfaatkan sumber daya alam sekitar sebagai bahan utama. Rotan yang diperoleh dari hutan sekitar menjadi bahan dasar favorit bagi para pengrajin untuk menghasilkan beragam produk anyaman, seperti tikar, tas, dan keranjang. Selain rotan, daun pandan atau soke juga digunakan sebagai bahan utama, memberikan variasi tekstur dan tampilan yang unik pada setiap produk.

Proses pembuatan anyaman di Desa Teluk Bakung dimulai dengan pemilihan bahan-bahan terbaik untuk memastikan kualitas tinggi. Rotan yang dipilih harus memiliki kekuatan dan kelenturan yang baik, sehingga mudah dianyam dan menghasilkan produk yang tahan lama.

Setelah bahan-bahan seperti rotan, daun pandan, atau soke siap, langkah selanjutnya adalah pewarnaan. Bahan-bahan ini dicelupkan ke dalam pewarna alami atau sintetis untuk menciptakan motif yang indah dan menarik. Pewarna alami menghasilkan warna-warna hangat yang ramah lingkungan, sedangkan pewarna sintetis menawarkan lebih banyak variasi warna cerah.

Untuk menghasilkan satu produk anyaman, para pengrajin bisa menghabiskan waktu sekitar satu minggu, tergantung pada tingkat kesulitan dan detail motif yang diinginkan. Setiap langkah dalam proses ini dilakukan dengan penuh ketelitian.

Produk anyaman dari Desa Teluk Bakung dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp100.000 hingga Rp300.000, tergantung pada ukuran, jenis, dan tingkat kerumitan motif yang dibuat. Harga ini sangat terjangkau mengingat proses pengerjaan yang memakan waktu lama dan kualitas yang dihasilkan.

Kegiatan menganyam tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Teluk Bakung. Banyak perempuan di desa ini bergabung dalam kelompok pengrajin untuk memproduksi dan memasarkan hasil karya mereka. Melalui kerajinan anyaman, mereka tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memberdayakan diri secara ekonomi.

“Kerajinan ini membantu kami mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar untuk menghasilkan produk berkualitas yang diminati banyak orang,” ungkap Yarsi, salah seorang pengrajin.

Kerajinan anyaman rotan dan soke juga berperan penting dalam mendukung upaya konservasi melalui perhutanan sosial. Dengan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu secara bijak, masyarakat tidak hanya mengurangi ketergantungan pada penebangan kayu, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.

Produk-produk kerajinan yang dihasilkan memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dipasarkan ke pasar yang lebih luas. Dengan mengedepankan cerita di balik setiap anyaman—dari pemanfaatan bahan baku alami hingga upaya menjaga kelestarian hutan—kerajinan ini memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga hutan. *Evi/Malik

Menguatkan Ekonomi Perempuan Lewat Kerajinan Anyaman di Desa Teluk Bakung Read More »

Bangkit Setelah Wabah untuk Masa Depan Peternakan Babi di Desa Ambawang

KUBU RAYA, http://sampankalimantan.id – Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Silvopastura Talino Jaya di Desa Ambawang menyelenggarakan pelatihan tata kelola peternakan babi untuk meningkatkan keterampilan peternak dalam mengelola peternakan dengan standar yang lebih baik. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara LPHD Ambawang dan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kubu Raya, dengan pendampingan dari SAMPAN Kalimantan serta dukungan dari PT. BSM. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa melalui sektor peternakan, yang menjadi salah satu sumber penghidupan utama bagi penduduk Desa Ambawang.

Pelatihan yang berlangsung pada 19 September 2024 ini memberikan peserta pemahaman tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) peternakan babi, pengelolaan kandang, serta pemberian vitamin dan obat-obatan untuk menjaga kesehatan ternak. Kegiatan ini menjadi sangat relevan setelah Desa Ambawang terdampak wabah African Swine Fever (ASF), yang menghancurkan populasi babi beberapa tahun lalu.

drh. Juli Yanti, S.KH, dokter hewan dari Dinas Peternakan Kubu Raya, menjelaskan pentingnya penerapan biosekuriti yang ketat sebagai langkah pencegahan utama terhadap penyebaran penyakit sampar, yang merupakan ancaman serius bagi peternak.

“Penyakit ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian hingga 100% pada babi yang dipelihara di Desa Ambawang. Biosekuriti adalah kunci utama untuk mencegah penyebaran virus,” tegas drh. Juli Yanti. Selain itu, ia juga menyarankan penggunaan multivitamin dan pakan berkualitas sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan babi.

Heronimus Hero, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Ambawang, menjelaskan peran LPHD dalam mendukung keberhasilan kegiatan usaha. “Kami berharap kegiatan usaha peternakan babi ini dapat berkelanjutan dan berkembang, sehingga mampu meningkatkan ekonomi desa. LPHD Ambawang telah berperan dalam penyediaan bibit, vitamin, dan pelatihan, serta mendatangkan narasumber ahli untuk membantu peternak menerapkan praktik yang lebih baik,” ujar Hero, menggarisbawahi kontribusi LPHD dalam pemberdayaan masyarakat.

Dukungan lanjutan juga diberikan oleh Nuryani, Manager Development Business dari SAMPAN Kalimantan. Nuryani menegaskan bahwa SAMPAN Kalimantan aktif mendampingi LPHD dan KUPS Silvopastura Talino Jaya dalam berbagai aspek pengelolaan, mulai dari manajemen hingga pemeliharaan kandang.

“Kami membantu peternak beralih dari cara tradisional ke cara yang lebih modern. Pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan konsep silvopastura, yaitu menanam pohon kayu dan tanaman sela sebagai sumber pakan di hutan desa. Dengan begitu, potensi yang ada dapat dimaksimalkan,” jelas Nuryani.

Tarsisius, Ketua KUPS Silvopastura Talino Jaya, menyatakan bahwa kelompoknya telah menerima bantuan bibit babi sebanyak 24 ekor serta pelatihan dari dokter hewan Kubu Raya terkait teknik perawatan dan pemberian pakan yang tepat.

“Kami menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penyakit hingga pengelolaan yang lebih baik di masa depan. Namun, kami optimis bahwa dengan kegiatan usaha ternak babi ini, ekonomi masyarakat akan semakin berkembang,” kata Tarsisius, menekankan pentingnya dukungan terus menerus untuk kesuksesan ternak babi. Dengan pelatihan dan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan peternakan babi di Desa Ambawang akan terus berkembang, meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan melalui penerapan biosekuriti yang ketat dan pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal. *Malik

Bangkit Setelah Wabah untuk Masa Depan Peternakan Babi di Desa Ambawang Read More »

Panen Raya Semangka Manis KUPS Insan Cita Mandiri di Desa Kubu

KUBU RAYA, http://sampankalimantan.id – Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Insan Cita Mandiri di Desa Kubu merayakan panen perdana semangka dengan hasil yang sangat memuaskan. Panen ini menghasilkan 265 kg semangka segar dengan daging merah cerah yang bercita rasa manis dan gurih, Minggu (15/9/2024). Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan kelompok, tetapi juga memperlihatkan bagaimana dukungan dari Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kubu berhasil memberdayakan masyarakat dalam usaha pertanian berbasis hutan.

Sekitar 450 bibit semangka ditanam di lahan seluas 100 meter persegi, yang terbagi menjadi dua bedengan. Tanaman ini terdiri dari dua jenis, yaitu semangka biji dan non-biji. Kegiatan ini merupakan bagian dari program yang dijalankan oleh LPHD Kubu, lembaga yang bertugas mengelola hutan desa serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui inisiatif berbasis hutan. Dukungan yang diberikan termasuk pembiayaan serta penyediaan bibit, yang sangat membantu petani mengembangkan usahanya.

LPHD Kubu memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi dan mendorong pertanian berkelanjutan di Desa Kubu. Selain memberikan pembiayaan, LPHD Kubu juga menyediakan bibit tanaman hortikultura, seperti semangka, yang memungkinkan petani untuk meningkatkan hasil panen mereka.

Menurut Iwan, salah satu anggota KUPS, dukungan ini sangat krusial dalam membangun usaha pertanian mereka. “Kami dari KUPS Insan Cita Mandiri mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kubu yang telah memberikan dukungan luar biasa selama ini. Bantuan dalam bentuk pembiayaan dan penyediaan bibit sangat membantu kami mengembangkan usaha pertanian di Desa Kubu,” ujarnya.

Dengan keberhasilan ini, para petani berharap dukungan tersebut dapat terus berlanjut untuk memperkuat ekonomi desa dan memperluas dampak positif dari kegiatan pertanian.

Keberhasilan program ini tidak berhenti hanya pada KUPS Insan Cita Mandiri. LPHD Kubu menerapkan sistem dana bergulir untuk memastikan bahwa manfaat dari dukungan ini bisa dinikmati oleh kelompok tani lainnya. Menurut Abdurrahmansyah Siagian, Assistant Community Development dari PT. BSM, konsep ini memungkinkan dana yang telah diberikan kepada KUPS yang berhasil untuk diteruskan ke kelompok lainnya, sehingga lebih banyak petani mendapatkan akses ke sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan.

“Jika program ini berhasil, manfaatnya akan semakin meluas melalui konsep dana bergulir. Dana yang digunakan oleh KUPS Insan Cita Mandiri akan dilanjutkan ke anggota KUPS lainnya, memungkinkan lebih banyak petani untuk berkembang,” jelas Abdurrahmansyah.

Dengan sistem ini, LPHD Kubu berkomitmen untuk terus memperkuat sektor pertanian di desa, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Tidak hanya fokus pada peningkatan produksi hortikultura, LPHD Kubu juga mengintegrasikan konsep agroforestri dalam program ini. Agroforestri adalah sistem pertanian yang menggabungkan tanaman produktif seperti semangka dengan pohon kayu yang berfungsi sebagai naungan dan pelindung lahan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi dari pertanian, tetapi juga turut berperan dalam menjaga kelestarian hutan.

Menurut Nuryani, Manager Development Business dari SAMPAN Kalimantan, agroforestri menjadi salah satu strategi utama untuk mencapai keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. “Dengan memvariasikan jenis tanaman, termasuk pohon produktif dan kayu, kami bertujuan untuk menciptakan siklus pertanian yang lebih singkat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Program agroforestri ini diharapkan dapat menjadi sumber penghasilan alternatif bagi masyarakat sekitar hutan, yang selama ini mengandalkan hasil alam. Dengan demikian, tidak hanya perekonomian desa yang meningkat, tetapi juga keberlanjutan hutan tetap terjaga.

Keberhasilan panen semangka ini menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan LPHD Kubu dan penerapan sistem pertanian berkelanjutan seperti agroforestri, petani dapat meningkatkan hasil pertanian sekaligus menjaga kelestarian hutan. Program ini juga membuka peluang baru untuk pengembangan sektor pertanian lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat dalam jangka panjang.

“Diharapkan, keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga menjaga kelestarian hutan sebagai bagian dari keberlanjutan lingkungan hidup di Desa Kubu,” pungkas Nuryani.

*Evi/Malik

Panen Raya Semangka Manis KUPS Insan Cita Mandiri di Desa Kubu Read More »

Assisted Natural Regeneration di Hutan Desa Mengkalang

KUBU RAYA, http://sampankalimantan.id – Hutan Desa Mengkalang, yang berada di Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, memiliki luas 1.984 hektar dan telah diakui melalui Surat Keputusan (SK) No.5325/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL-0/9/2020 tentang Izin Pengelolaan Hutan Desa yang diberikan kepada Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Mengkalang. Sebagian besar dari Hutan Desa Mengkalang merupakan hutan mangrove seluas 1.664,69 hektar, atau sekitar 83,9% dari total luas hutan. Sisanya, seluas 319,31 hektar (16,1%), merupakan hutan gambut, menjadikan wilayah ini sebagai salah satu kawasan ekosistem pesisir yang paling berharga.

Hutan mangrove ini memiliki peran penting dalam melindungi garis pantai dari erosi dan abrasi yang disebabkan oleh gelombang laut. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai penyerap karbon, membantu mengurangi dampak perubahan iklim global. Di samping perannya dalam menjaga ekosistem laut, hutan mangrove menjadi habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, serta menyediakan sumber penghidupan bagi masyarakat lokal melalui perikanan dan ekowisata. Dengan kondisi hutan yang demikian penting, upaya pelestarian menjadi sangat krusial, terutama di tengah ancaman bencana alam dan aktivitas manusia yang tidak terkendali seperti penebangan liar.

Dalam konteks ini, peran Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Mengkalang menjadi sangat vital dalam menjaga kelestarian hutan mangrove dan hutan gambut yang ada. LPHD beroperasi sesuai dengan mandat yang diberikan oleh regulasi, termasuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Hutan Desa. Dalam Pasal 5 regulasi ini, disebutkan bahwa Lembaga Pengelola Hutan Desa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perlindungan, pemanfaatan, dan rehabilitasi hutan desa, serta menjaga kelestarian ekosistem​. Melalui kegiatan patroli rutin dan pemulihan alami (Assisted Natural Regeneration/ANR), LPHD secara konsisten berupaya memastikan hutan tetap terlindungi dari berbagai ancaman, baik dari bencana alam maupun aktivitas manusia yang merusak, seperti penebangan liar.

Patroli ini tidak hanya sekadar pengawasan terhadap ancaman eksternal, tetapi juga menjadi bagian integral dari upaya rehabilitasi untuk menjaga agar ekosistem tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Patroli yang dilakukan oleh LPHD adalah wujud nyata penerapan kebijakan ini di lapangan, untuk memastikan kawasan hutan tetap dalam kondisi lestari dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat sekitar.

Pada Minggu, 22 September 2024, tim patroli kembali melakukan kegiatan di Hutan Desa Mengkalang. Mereka fokus pada lokasi yang sebelumnya terkena sambaran petir dan mengalami kerusakan. Selain memantau aktivitas ilegal, patroli ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi vegetasi di wilayah yang terkena dampak. Untuk mendukung kegiatan ini, tim menggunakan teknologi modern seperti aplikasi Avenza di smartphone untuk memetakan jalur dan memonitor lokasi dengan akurat. Mereka juga membawa peralatan manual seperti meteran dan tally sheet untuk mencatat berbagai jenis vegetasi serta kondisi di lapangan.

Kegiatan pemulihan alami (ANR) dilakukan selama satu hari, menggunakan metode plot petak bersarang. Metode ini adalah teknik inventarisasi vegetasi yang efektif untuk mengamati berbagai strata tumbuhan dalam ekosistem mangrove. Dalam metode ini, plot-plot kecil dibuat dalam plot yang lebih besar, dengan setiap plot dikhususkan untuk mengamati lapisan vegetasi yang berbeda—mulai dari semai di plot berukuran 1×1 meter, pancang di plot 5×5 meter, tiang di plot 10×10 meter, hingga pohon dewasa di plot 20×20 meter. Teknik ini memungkinkan pengamatan yang menyeluruh dari strata tumbuhan yang lebih kecil hingga yang terbesar, sehingga setiap lapisan ekosistem dapat terpantau dengan baik. Hal ini membantu memahami kondisi regenerasi di setiap lapisan hutan.

Setelah patroli dan inventarisasi selesai, hasil ANR menunjukkan perkembangan yang cukup baik di lokasi yang terdampak oleh sambaran petir. Satu semai Rhizopora Apiculata berhasil diamati, bersama tujuh pancang yang terdiri dari enam Rhizopora Apiculata dan satu Cylocarpus moluccensis. Tak hanya itu, satu pohon dewasa Rhizopora Apiculata juga ditemukan, memberikan harapan bahwa regenerasi alami masih berlangsung meskipun hutan ini menghadapi berbagai tantangan.

Rudi Sahat selaku Ketua LPHD Mengkalang memberikan tanggapan positif terkait kegiatan ini, “Kami sangat senang dengan hasil yang kami temukan di lapangan. Proses regenerasi alami melalui ANR menunjukkan potensi besar dalam memulihkan ekosistem yang terdampak. Ini adalah langkah awal yang baik, dan kami optimis bahwa dengan pengelolaan yang berkelanjutan, hutan mangrove di Desa Mengkalang dapat kembali pulih sepenuhnya. Kami berharap masyarakat terus mendukung upaya ini agar kelestarian hutan tetap terjaga dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.”

Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa melalui pengawasan yang baik dan upaya pemulihan yang tepat, hutan mangrove di Mengkalang dapat pulih dan terus berfungsi sebagai penjaga ekosistem pesisir. *Malik

Assisted Natural Regeneration di Hutan Desa Mengkalang Read More »

Rumah Pelangi, Kawasan Konservasi Hijau Desa Teluk Bakung

KUBU RAYA, sampankalimantan.id – Rumah Pelangi, yang didirikan oleh Pastor Samuel Oton Sidin, OFM Cap., adalah kawasan konservasi seluas lebih dari 108 hektar yang terletak di Dusun Gunung Benuah, Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Kawasan ini berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan berfungsi sebagai pusat konservasi berbasis masyarakat, yang memadukan kearifan lokal dengan pendekatan modern untuk memulihkan serta melindungi ekosistem.

Selain itu, Rumah Pelangi juga menjadi pusat pendidikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Terletak di poros utama yang menghubungkan beberapa desa, kawasan ini terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat, menjadikannya simbol penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Kalimantan Barat.

Rumah Pelangi menekankan penanaman tradisional yang mengacu pada kearifan lokal suku Dayak Kanayan, yang memiliki hubungan kuat dengan alam. Pepohonan yang ditanam tumbuh secara alami, menciptakan ekosistem yang harmonis antara alam dan manusia. Beragam pohon buah seperti manggis, rambutan, jambu air, dan durian tumbuh subur di kawasan ini, memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar.

Selain mendukung kehidupan masyarakat, pepohonan tersebut juga menyediakan habitat bagi berbagai satwa, seperti burung, serangga, dan hewan kecil lainnya. Keanekaragaman hayati yang terjaga ini menjadi bukti keberhasilan upaya konservasi yang dijalankan di Rumah Pelangi.

Selain upaya konservasi melalui penanaman tradisional, Rumah Pelangi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan lingkungan. Pelajar, mahasiswa, hingga peneliti dari berbagai daerah datang ke sini untuk mendapatkan wawasan tentang cara menjaga dan memulihkan ekosistem. Mereka dapat terjun langsung ke lapangan untuk mengamati keanekaragaman hayati, belajar dari praktik pelestarian, dan memahami pentingnya keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian alam.

Rumah Pelangi juga aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Teluk Bakung dan sekitarnya. Masyarakat diajak untuk memanfaatkan lahan sekitar rumah dengan menanam pohon, sebuah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan sambil tetap mempertimbangkan kebutuhan ekonomi.

Pendekatan edukasi dan konservasi yang konsisten ini sejalan dengan moto Rumah Pelangi, “Mari kita mulai sekali lagi”, yang menggambarkan semangat tak kenal lelah dalam menjaga lingkungan. Filosofi ini mengajak masyarakat untuk secara konsisten berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan cara yang sederhana, tetapi berdampak.

Rumah Pelangi menjadi contoh bagaimana keseimbangan antara manfaat ekonomi dan kelestarian alam bisa dicapai. Dengan menanam pohon dan menjaga ekosistem, mereka berharap dapat menumbuhkan kesadaran yang lebih luas di kalangan masyarakat dan pengunjung, sekaligus mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dalam melindungi alam.

Rumah Pelangi bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga pusat konservasi dan edukasi yang berperan besar dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam. Dengan terus berfokus pada upaya pelestarian dan pemberdayaan masyarakat, Rumah Pelangi memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan sekitar dan masa depan yang berkelanjutan. *Evi/Malik

Rumah Pelangi, Kawasan Konservasi Hijau Desa Teluk Bakung Read More »

Selamatkan Ozon, Selamatkan Bumi

KUBU RAYA, sampankalimantan.id – Setiap tahun, dunia memperingati Hari Ozon Sedunia pada tanggal 16 September. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya lapisan ozon bagi kelangsungan hidup di Bumi. Lapisan ozon berperan sebagai perisai yang melindungi kita dari sinar ultraviolet (UV) berbahaya yang dapat menyebabkan kanker kulit, katarak, dan kerusakan ekosistem.

Pada tahun 1980-an, ilmuwan menemukan bahwa lapisan ozon mulai menipis akibat penggunaan bahan kimia berbahaya seperti klorofluorokarbon (CFC) yang digunakan dalam kulkas, AC, dan produk aerosol. Kerusakan ini memunculkan kekhawatiran global karena lapisan ozon yang menipis memungkinkan sinar UV lebih banyak mencapai Bumi.

Peringatan Hari Ozon Sedunia dimulai pada tahun 1994 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagai bagian dari peringatan penandatanganan Protokol Montreal pada 16 September 1987. Protokol ini merupakan kesepakatan global yang bertujuan untuk mengurangi, bahkan menghapus, penggunaan bahan-bahan kimia yang merusak ozon, seperti CFC. Berkat upaya global ini, lapisan ozon perlahan pulih.

Di Kalimantan, lapisan ozon juga memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem hutan tropis. Hutan Kalimantan yang dikenal sebagai paru-paru dunia berperan besar dalam menjaga keseimbangan iklim global. Namun, kerusakan ozon dan peningkatan sinar UV dapat memperparah masalah lingkungan, seperti perubahan iklim yang sudah mempengaruhi keberlanjutan hutan dan kehidupan masyarakat sekitar.

Untuk itu, menjaga kelestarian lapisan ozon sangat penting bagi kelangsungan hidup kita. Setiap tindakan kecil, seperti menggunakan produk ramah lingkungan dan mendukung kebijakan pengurangan bahan kimia berbahaya, dapat berkontribusi dalam melindungi Bumi.

Langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk melindungi lapisan ozon termasuk menghindari produk yang mengandung bahan perusak ozon, menghemat energi, dan mendukung kebijakan lingkungan yang berkelanjutan.

Hari Ozon Sedunia adalah pengingat bahwa setiap orang memiliki peran dalam menjaga lingkungan. Di Kalimantan, kita bisa mengambil tindakan nyata untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati lingkungan yang sehat dan lestari. Mari bersama-sama berkontribusi dalam menjaga Bumi, demi masa depan yang lebih baik.

Selamatkan Ozon, Selamatkan Bumi Read More »

Scroll to Top