KUBU RAYA, SAMPAN Kalimantan – Mesin penetas telur bermanfaat untuk meningkatkan keberhasilan dari telur unggas agar dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi anakan atau bibit baru, dengan tujuan untuk mempertahankan jumlah populasi dari ternak tersebut. Untuk menunjang hal tersebut, SAMPAN Kalimantan dan didukung oleh PT. BSM memberikan mesin penetas telur yang melibatkan para anggota KUPS Silvopastura Mandiri Jaya, guna membantu KUPS dalam meningkatkan hasil yang lebih baik.
Melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), penting untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Masyarakat dapat bersatu untuk mengelola sumber daya hutan secara berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan bersama, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) memiliki kewenangan untuk melakukan kerjasama usaha dengan skema investasi multiusaha dan kerjasama multipihak, sesuai dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial Pasal 113, yang memungkinkan KUPS mendapatkan suntikan dana untuk menjalankan usahanya sesuai dengan potensi desa yang ada.
Kegiatan masyarakat yang sebelumnya memanfaatkan hutan kini dapat beralih fungsi untuk mengupayakan usaha di bidang peternakan. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan desa diajak untuk terlibat dalam KUPS Silvopastura dan mulai mencoba beternak bebek.
Para anggota KUPS yang berjumlah lima belas orang ini pun terlihat semangat melakukan uji coba penggunaan mesin penetas. Besar harapan mereka untuk dapat lebih mengembangkan usaha ternak bebek mereka dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Sebanyak 318 telur bebek kini telah berhasil mereka kembangkan dan terjual, yang mana pada tahap awal ini ada sekitar 6 anggota masing-masing mendapatkan 12 ekor bebek. Demikian untuk tahap selanjutnya, dilakukan bagi hasil panen. Setelah melewati siklus tersebut, pengelolaan ternak akan bergulir ke anggota lain, sehingga mereka dapat merasakan manfaat langsung melalui usaha ternak ini.
Adapun kerja dari mesin ini melalui proses pengeraman yang dilakukan tanpa indukan tetapi mengimitasi kondisi pengeraman yang alami. Dengan menggunakan sebuah bola lampu pijar berkekuatan 10 watt, mesin penetas ini juga dilengkapi dengan sistem rak yang berfungsi agar telur-telur yang diletakkan tetap mendapat suhu hangat yang merata.
Selain itu, suplai listrik menjadi faktor penting untuk menjaga suhu agar tetap stabil. Adapun suhu yang dianjurkan untuk mesin penetasan adalah antara 37,5-39°C. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, telur rutin dipindahkan posisinya supaya hangat di ruangan dapat terkontrol secara keseluruhan.
Penggunaan mesin penetas ini mampu menampung setidaknya 30 butir dalam sekali siklus masa penetasan, yang membutuhkan waktu penetasan selama empat minggu atau sekitar 28 hari lamanya.
Ketua KUPS Silvopastura Mandiri Jaya Desa Mengkalang, Badri Sanusi, menjelaskan cara membedakan telur berjenis jantan dan betina dengan melihat bentuk telurnya. “Telur berjenis betina biasanya memiliki bentuk yang bulat atau bundar, sedangkan bentuk telur yang lonjong atau oval merupakan jenis bebek jantan,” ujar Ketua KUPS Silvopastura Mandiri Jaya, Badri, Rabu (3/7/2024).
Menurutnya, metode ini digunakan sebagai cara sederhana untuk menentukan jenis kelamin embrio pada telur bebek.
Melalui uji coba penetasan telur ini, diharapkan para peternak khususnya anggota KUPS yang ada di Desa Mengkalang dapat semakin menekuni pengembangan ternak mereka. Dengan memberikan edukasi terkait bagaimana cara berternak bebek yang baik dari segi tata kelola pemeliharaan, sehingga dapat membantu peningkatan hasil ternak mereka dalam penguatan perekonomian.
Editor: Evi