Editor: Evi
Kawasa pesisir hutan mangrove yang berada di Desa Dabong, Kabupaten Kubu Raya.
KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Keberadaan hutan mangrove menunjukan peran pentingnya sebagai benteng alami dalam menjaga ekosistem pantai, yang tak tergantikan dalam menghadapi perubahan iklim, terutama pada kawasan pesisir.
Hamparan luas mangrove yang berbaris tumbuh di tepi pantai, secara alami membuat pertahanan yang kuat untuk menghalang dampak langsung badai pada daratan.
Maka tak heran, mangrove juga dijuluki sebagai hutan payau, karena dapat tumbuh subur di atas tanah yang selalu tergenang oleh air payau.
Kemampuan hutan mangrove dalam menghadapi ancaman maupun perubahan iklim, patut menjadi sorotan, karena keunggulannya dalam melindungi garis pantai dari erosi serta badai tropis, maupun gelombang besar.
Salah satu keunggulan hutan mangrove yang dimiliki sistem akar yang kompleks dan kuat. Daun-daun mangrove dan akarnya yang tebal menahan energi angin dan gelombang, menjadikannya sebagai barikade alami.
Selain itu, hutan mangrove juga berperan penting dalam menyediakan habitat bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan, serta memberikan manfaat ekosistem yang luas, termasuk penyimpanan karbon yang signifikan.
Dikatakan Kalimantan Barat sendiri, tercatat memiliki hutan mangrove dengan luas total 177.023,738 Ha yang tersebar di 5 Kabupaten. Salah satunya hutan mangrove yang ada di Kabupaten Kubu Raya, berpotensi besar dalam kepemilikan hutan mangrove dengn total 129.604,125 Ha dibandingkan wilayah lainnya.
Berdasarkan hasil identifikasi jenis tumbuhan mangrove yang dilakukan oleh SAMPAN Kalimantan, pada tahun 2017 terdapat ada 33 jenis mangrove sejati, dan 34 jenis mangrove asosiasi yang mewakili 33% dari jenis mangrove sejati di dunia, dan mewakili 44% mangrove sejati di Indonesia.
SAMPAN Kalimantan berkomitmen terus melakukan kegiatan yang mendukung pengelolaan hutan, dengan mengupayakan kelestarian hutan mangrove, melalui kerjasama antar kelompok perhutanan sosial di Kabupaten Kubu Raya.
