Mengintip Kreasi Anyaman Lokal Masyarakat Desa Ambawang

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Seni menganyam telah menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Desa Ambawang hingga saat ini masih dijaga dan dilestarikan. Berbagai anyaman seperti niru, tangoy, penganyak, bakul, dan raga merupakan beberapa hasil kerajinan yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil para pengrajin desa ini.

Proses pengerjaan anyaman membutuhkan waktu satu hingga dua hari. Dimulai dengan membentuk pola bingkai pada bagian sisi bakul, proses ini memerlukan ketelitian dan kesabaran. Beberapa anyaman memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi, tergantung pada jenis dan motif yang dibuat.

Bahan baku utama yang digunakan adalah daun pandan dan rotan, yang diperoleh dari sekitaran gunung di Desa Ambawang. Perjalanan untuk mendapatkan rotan memakan waktu yang cukup lama karena harus melewati jalan berliku dan tanjakan tinggi. Namun, usaha ini sebanding dengan hasil anyaman yang memiliki kualitas baik.

Anyaman yang dihasilkan memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Niru dan bakul sering digunakan untuk menyimpan sayur dan menampi beras. Ada juga anyaman yang berbentuk topi, digunakan oleh petani saat bekerja di ladang.

Harga anyaman ini bervariasi, mulai dari 10 ribu hingga 40 ribu rupiah, tergantung pada jenis dan tingkat kesulitan anyaman. Selain memiliki nilai ekonomis, anyaman-anyaman ini juga mengandung nilai budaya dan tradisi yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Melalui kerajinan ini, para pengrajin juga menjaga tradisi yang ada. Kearifan lokal seperti menganyam ini tak hanya menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat Desa Ambawang, tetapi juga menjadi identitas yang melekat pada budaya mereka.

Produk anyaman lokal dari Desa Ambawang juga memiliki hubungan erat dengan program perhutanan sosial. Dalam program ini, masyarakat diberikan hak dan tanggung jawab untuk mengelola hutan di sekitar mereka.

Masyarakat Desa Ambawang memanfaatkan daun pandan dan rotan dari hutan secara bijak dan berkelanjutan. Ini membantu menjaga kelestarian hutan dan memastikan bahan baku untuk kerajinan anyaman selalu tersedia.

Dengan mengelola hutan sendiri, masyarakat Desa Ambawang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Kerajinan anyaman menjadi salah satu sumber penghasilan yang penting bagi mereka. Selain itu, masyarakat juga bisa mengontrol proses produksi dan pemasaran produk anyaman mereka.

Program perhutanan sosial juga membantu melestarikan tradisi budaya. Menganyam adalah bagian penting dari identitas budaya Desa Ambawang, dan melalui program ini, tradisi tersebut dapat terus diwariskan ke generasi berikutnya.

Dengan demikian, anyaman lokal dari Desa Ambawang tidak hanya mendukung ekonomi dan budaya lokal, tetapi juga tujuan perhutanan sosial. Program ini mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian tradisi lokal.

Editor: Evi

Archive

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Email
Print
TopBack to Top