KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Pemanenan dengan mengunakan puruk atau penyurutan tambak seringkali digunakan oleh para petani tambak di Desa Dabong, ini dilakukan tentu adanya alasan. Tambak yang ada tidak semata dilakukan hanya untuk proses pembesaran kepiting saja, namun beberapa jenis pembesaran seperti udang dan ikan juga dilakukan.
Menurut Mulyadi, Ketua KUPS Silvofisheri Dabong Berkah sekaligus petani tambak mengatakan, selain dilakukan dengan puruk pemanenan kepiting juga dilakukan dengan alat bantu bubu. Jadi saat panen tiba mereka juga mendapatkan hasil selain kepiting tersebut.
Oleh karena itu, saat panen tiba dilakukan penyurutan lahan tambak dengan mengeluarkan berbagai jenis bibit yang dibesarkan mulai udang hingga berbagai jenis ikan, ini dilakukan untuk memastikan bahwa panen kepiting dapat dilakukan secara merata.
Melimpahnya ketersedian bibit kepiting dari hasil tangkapan nelayan, membuat Mulyadi bersama rekan petani lainnya seringkali kewalahan mencari tempat pembesaran kepiting, sebab membutuhkan lahan tambak yang cukup luas untuk menampung bibit.
Bibit kepiting dalam satu kali penebaran mencapai seratus kilo bibit kepiting, dengan ukuran luas tambak 2 hektare, bibit-bibit tersebut diperoleh dari hasil tangkapan nelayan. Untuk banyaknya jumlah bibit yang akan ditebar, para petani tambak ini menyesuaiakan kembali dengan luasan tambak yang mereka miliki.
Menurutnya, semakin luas area tempat pembesaran kepiting tersebut, maka hasil panen kepiting yang didapatkan juga memberikan hasil yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari ukuran kepiting yang dihasilkan memiliki ukuran besar dan lebih berbobot.
Panen kepiting yang diperoleh pun, memiliki bobot dengan kualitas yang baik juga ditentukan oleh bibit kepiting yang ditebarkan, kepiting jantan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan kepiting betina. Selain itu, pergantian air juga dilakukan di masing-masing tambak, untuk menghindari kekeruhan pada air, dapat menimbulkan aroma tambak berbau tak sedap.