Setiap 21 November, dunia memperingati Hari Pohon Sedunia, momen untuk menghargai pohon sebagai penopang utama kehidupan di bumi. Pohon bukan hanya bagian dari lanskap hijau, tetapi juga penyeimbang ekosistem, penyedia oksigen, dan pelindung dari bencana alam. Peran ini menjadikan pohon sebagai pilar penting dalam menjaga keseimbangan bumi dan masa depan kita.
Pohon dan Keseimbangan Ekosistem
Pohon disebut sebagai “paru-paru bumi” karena kemampuannya menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Sebatang pohon dewasa dapat menyerap 22 kilogram karbon dioksida per tahun dan menghasilkan oksigen yang cukup untuk dua orang. Secara global, hutan mampu menyerap hingga 7,6 miliar ton karbon dioksida setiap tahunnya, setara dengan 30% emisi karbon dunia.
Selain itu, pohon memiliki peran besar dalam menjaga siklus air. Akar pohon menyerap air hujan, meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air hingga 20 kali lipat, dan membantu mengurangi risiko banjir. Di wilayah pesisir, mangrove bertindak sebagai benteng alami yang melindungi pantai dari abrasi dan dampak badai. Di perkotaan, pohon bahkan dapat menurunkan suhu udara hingga 4-8°C, menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk dan nyaman.
Rumah bagi Keanekaragaman Hayati
Hutan yang terdiri dari ribuan pohon adalah rumah bagi 80% spesies terestrial dunia. Di Indonesia, khususnya di hutan tropis Kalimantan, hidup lebih dari 15.000 spesies tumbuhan, 420 spesies burung, dan lebih dari 200 spesies mamalia seperti orangutan dan bekantan. Pohon menyediakan habitat yang aman dan makanan bagi satwa liar, mendukung keanekaragaman hayati yang menjadi fondasi keseimbangan ekosistem.
Namun, ancaman terhadap habitat ini terus meningkat. Deforestasi dan pembukaan lahan menyebabkan hilangnya jutaan hektare hutan setiap tahun, mengancam kehidupan flora dan fauna serta memperburuk krisis iklim.
Manfaat Pohon untuk Kehidupan Manusia
Bagi manusia, pohon adalah penyedia kebutuhan hidup sekaligus penunjang ekonomi. Hasil hutan seperti buah, kayu, getah, dan daun telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Di berbagai desa, pohon mangrove dimanfaatkan untuk menghasilkan sirup, madu hutan, dan kerajinan tangan, memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat.
Secara global, hasil hutan bukan kayu menyumbang sekitar $88 miliar per tahun bagi ekonomi dunia, sementara sekitar 1,6 miliar orang bergantung langsung pada hutan untuk mata pencaharian mereka. Di perkotaan, keberadaan pohon tidak hanya meningkatkan kualitas udara dengan menyaring polusi, tetapi juga mengurangi risiko penyakit pernapasan hingga 15%.
Ancaman yang Harus Ditanggulangi
Sayangnya, dunia kehilangan sekitar 10 juta hektare hutan setiap tahun, setara dengan luas Korea Selatan. Deforestasi menyumbang 10% dari total emisi karbon global, memperburuk perubahan iklim dan mengancam keberlanjutan kehidupan. Jika tidak segera diatasi, ancaman ini akan berdampak langsung pada ekosistem, manusia, dan generasi mendatang.
Aksi untuk Masa Depan
Menanam pohon adalah salah satu solusi sederhana yang memberikan dampak besar. Satu pohon yang ditanam di kawasan perkotaan mampu memberikan manfaat ekonomi sebesar $100-$200 per tahun melalui penghematan energi, peningkatan kualitas udara, dan pengelolaan limpasan air hujan.
Hari Pohon Sedunia adalah kesempatan untuk memperbarui komitmen kita dalam menjaga dan melestarikan pohon. Dengan menanam, melindungi, dan menghargai pohon, kita turut menjaga bumi dan memberikan warisan berharga bagi generasi yang akan datang.
Mari jadikan pohon sebagai simbol harapan dan masa depan yang lebih baik. Menanam satu pohon hari ini adalah investasi untuk kehidupan yang lebih hijau dan sehat.