Emisi Karbon Global Mencapai Rekor Tertinggi

KUBU RAYA, http://sampankalimantan.id – Dunia dihadapkan pada tantangan besar ketika emisi karbon global dilaporkan mencapai titik tertinggi dalam sejarah pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Global Carbon Project, total emisi karbon dioksida global pada tahun tersebut mencapai 40,6 gigaton, mengalami peningkatan sebesar 1,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini semakin memperburuk krisis iklim yang dampaknya kian terasa, terutama di wilayah-wilayah rentan seperti Kalimantan.

Data historis menunjukkan tren peningkatan emisi karbon yang konsisten selama satu dekade terakhir. Pada tahun 2013, emisi karbon global tercatat sebesar 36,6 gigaton dan terus meningkat secara bertahap hingga mencapai 40,6 gigaton pada tahun 2023, yang merupakan angka tertinggi dalam sejarah. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh konsumsi bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi, dan industri. Meskipun adopsi energi terbarukan terus berkembang, transisi ini belum mampu mengimbangi peningkatan permintaan energi global.

Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dihadapkan pada dilema antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Di Kalimantan, peningkatan emisi ini memberikan dampak langsung terhadap ekosistem hutan, yang semakin terancam oleh deforestasi dan kebakaran hutan. Jika tren ini tidak segera diatasi, kerusakan hutan akan semakin parah, mengancam kehidupan masyarakat lokal yang bergantung pada kelestarian alam.

Dengan meningkatnya suhu global akibat emisi karbon yang terus naik, dampak perubahan iklim semakin nyata. Masyarakat pesisir Kalimantan menghadapi risiko banjir akibat kenaikan permukaan laut, sementara di pedalaman, kemarau panjang memperburuk ketahanan pangan dan air.

Dalam menghadapi tantangan ini, peran komunitas lokal menjadi sangat penting dalam melestarikan hutan dan mengurangi dampak emisi karbon. Dengan pengelolaan hutan berbasis komunitas dan adopsi energi terbarukan di tingkat lokal, langkah-langkah kecil dapat memberikan kontribusi besar untuk mengatasi krisis iklim yang sedang terjadi.

Archive

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top