KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Budidaya tanaman timun merupakan kegiatan bertani yang masih banyak digemari oleh sebagian petani di Indonesia, termasuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Insan Cita Mandiri di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Keberhasilan KUPS Insan Cita Mandiri dalam memproduksi sekitar 87 kg timun dalam siklus pemanenan menunjukkan potensi ekonomi yang besar dari komoditas ini.
Dengan proses penanaman yang relatif mudah dan waktu panen yang cepat, para petani dapat menikmati hasil panen dalam waktu singkat. Setelah masa tanam sekitar 75 hingga 85 hari, panen pertama dapat dilakukan, dan masa panen berlangsung antara satu hingga satu setengah bulan.
Para petani dapat melakukan panen setiap hari, dengan hasil yang bervariasi, umumnya satu hingga dua buah per tanaman setiap kali petik. Buah timun yang layak petik ditandai dengan kematangan penuh, warna seragam dari pangkal hingga ujung, serta ukuran yang optimal sesuai varietasnya.
Selain itu, timun juga memiliki permintaan pasar yang stabil, menjadikannya pilihan yang menjanjikan dalam usaha tani. Kemudahan budidaya dan potensi pasar yang baik membuat tanaman timun menjadi salah satu komoditas yang sangat menarik bagi para petani.
Buah timun, sering dijumpai sebagai lalapan atau pelengkap hidangan. Popularitasnya tak hanya terletak pada rasanya yang segar, tetapi juga pada kemudahan dalam proses budidayanya.
Dengan teknik budidaya yang sederhana dan waktu panen yang cepat, petani dapat dengan mudah memanfaatkan lahan mereka untuk menghasilkan timun dengan kualitas yang baik, dan tentunya menguntungkan.
Iwan, salah satu anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Insan Cita Mandiri di Desa Kubu, menjelaskan bahwa proses pembersihan lahan hanya difokuskan pada penghilangan tumbuhan gulma. Dia menambahkan, meskipun pembersihan gulma penting untuk menjaga kesehatan tanaman, tantangan lain yang hadapi seperti cuaca panas yang sering melanda selama periode pembibitan.
“Cuaca panas dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit timun, sehingga diperlukan perhatian ekstra dalam pengelolaan tanaman, untuk tetap berkomitmen melakukan perawatan yang optimal, ” ungkapnya, Minggu (15/9/2024). .
Pemanfaatan lahan dengan sistem agroforestri tak hanya meningkatkan produktivitas pertanian saja, akan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Para petani dapat memproduksi berbagai jenis hasil pertanian dalam satu lahan, yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Lebih jauh lagi, praktik agroforestri dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi risiko erosi. Ketika petani mengintegrasikan tanaman timun dengan pohon-pohon pelindung, mereka turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menjaga kelestarian lingkungan.
Budidaya tanaman timun menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan yang baik, dapat memberikan manfaat ganda yakni meningkatkan produktivitas pertanian dan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. Sehingga dapat mendukung kesejahteraan mereka, dan menjaga kelestarian sumber daya alam di sekitar.