SAMPANKALIMANTAN.ID – Upaya menjaga kelestarian hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus dilakukan oleh KUPS Jahanang Mandiri bersama LPHD Teluk Bakung.
Melalui kegiatan Pelatihan Silvofishery untuk Budidaya Lele Sangkuriang, masyarakat mendapatkan pengetahuan baru untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan bernilai ekonomi tinggi.
Pelatihan yang berlangsung di Desa Teluk Bakung pada Senin, 10 November 2025 ini menghadirkan narasumber dari Dinas Perikanan Kabupaten Kubu Raya.
Para peserta mendapat pembekalan teori hingga praktik langsung mengenai budidaya ikan lele Sangkuriang dengan sistem kolam tanah beraliran air alami yang ramah lingkungan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Proyek Delta Kapuas, sebuah inisiatif yang diinisiasi oleh SAMPAN Kalimantan.
Proyek Delta Kapuas Terus Mendorong pengembangan ekonomi dan pelestarian
Proyek ini fokus pada tiga pilar utama, yakni pengelolaan kawasan, penguatan kelembagaan, dan pengembangan usaha di sekitar masyarakat hutan desa.
Budidaya lele salah satu bentuk integrasi antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan, dimana masyarakat dapat memanfaatkan lahan tanpa merusak ekosistem hutan.
“Melalui kegiatan ini, kami berusaha memperkuat sektor usaha masyarakat agar tetap berorientasi pada kelestarian lingkungan. Budidaya lele adalah bagian dari aksi mitigasi perubahan iklim yang tetap memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujar Sigit Budimartono dari Divisi Usaha SAMPAN Kalimantan.
SAMPAN Kalimantan selaku lembaga pendamping terus melakukan upaya agar kemajuan dari kegiatan ini tetap berjalan.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari PT Belantara Sejahtera Mandiri (BSM) dan Dinas Perikanan Kubu Raya, sehingga pelaksanaan budidaya lele diharapkan berjalan terarah dan berkelanjutan.
Dukungan Dinas Perikanan untuk Penguatan Kapasitas
Perwakilan Dinas Perikanan Kubu Raya, Sartono, Analis Akuakultur Ahli Muda Bidang Perikanan dan Budidaya, memberikan apresiasi atas semangat masyarakat dalam mengembangkan budidaya lele di kawasan hutan desa.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Dengan teknik budidaya yang baik, hasil panennya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi maupun dijual ke pasar lokal,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa mereka siap memberikan pendampingan teknis berkelanjutan agar masyarakat mampu mengelola usaha perikanan yang produktif dan berdaya saing.
Manfaat Nyata bagi Masyarakat Desa
Ketua LPHD Teluk Bakung, Natasius, mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan dampak positif bagi anggota KUPS dan masyarakat sekitar.
“Kami sangat berbahagia karena kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan rencana kerja tahunan kami. Budidaya lele Sangkuriang ini tidak hanya memberikan tambahan pendapatan, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar hutan desa,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa sistem kolam tanah dengan aliran air alami dipilih karena mudah diterapkan dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Ke depan, LPHD juga berencana mengembangkan jenis ikan lain seperti nila dan ikan emas sebagai bagian dari diversifikasi usaha.
Integrasi Usaha dan Pelestarian Hutan
Pelatihan dan pengembangan budidaya lele ini menjadi bukti bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berjalan seiring dengan upaya konservasi lingkungan.
Melalui pendekatan silvofishery , masyarakat Teluk Bakung tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga ekosistem hutan desa.
Sinergi antara KUPS Jahanang Mandiri, LPHD Teluk Bakung, Dinas Perikanan Kubu Raya, SAMPAN Kalimantan, dan dukungan mitra seperti PT BSM, menunjukkan bahwa konsep ekonomi hijau dapat diwujudkan secara nyata di tingkat masyarakat desa.




