KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Dalam sebuah perjalanan melalui desa ini, kita dapat melihat betapa pentingnya kelapa dalam kehidupan sehari-hari penduduknya. Berbagai produk olahan dihasilkan dari kelapa. Seperti halnya buah kelapa yang sudah tua, dapat dijadikan santan, minyak, dan kelapa kering.
Melimpahnya komoditas kelapa di Desa Ambarawa, tentu memberikan manfaat besar terutama sebagai penghasil minyak kelapa dengan kualitas yang baik. Proses pembuatan minyak kelapa pun masih terbilang tradisional, dengan hanya menggunakan tungku api.
Pemilihan buah kelapa yang tepat memang sangat penting dalam proses pembuatan minyak kelapa. Salah satu faktor penentu yang harus diperhatikan, apakah buah kelapa tersebut sudah memiliki tunas atau kentos, atau biasa dikenal sebagai “Kentos Kelapa” oleh masyarakat.
Masyarakat Desa Ambarawa mempercayai bahwa kentos kelapa ini, memiliki kandungan air yang jauh lebih sedikit. Hal ini dikarenakan sebagian besar buah kelapa telah digunakan untuk pertumbuhan tunas.
Oleh karena itu, buah kelapa dengan kentos cenderung memiliki kualitas minyak yang lebih banyak daripada buah kelapa yang masih segar dan belum memiliki tunas.
Setelah melewati proses penyortiran buah mana yang akan digunakan, selanjutnya daging kelapa kemudian diparut menjadi serpihan halus. Proses ini dapat dilakukan secara manual dengan alat parut tradisional atau menggunakan mesin pemarut.
Sunarti ibu rumah tangga yang sangat produktif di Desa Ambarawa, dalam sekali pembuatan minyak kelapa, dia mampu mengolah lebih dari tiga ratus butir kelapa, dan menghasilkan minyak murni sebanyak delapan liter.
Pendiaman santan kelapa selama dua puluh empat jam setelah proses pemarutan, menurutnya merupakan langkah yang tak boleh dilewatkan dalam pembuatan minyak kelapa, untuk mendapatkan minyak dengan kualitas baik.
Pendiaman ini memungkinkan pemisahan yang lebih efektif antara minyak kelapa dan air, sehingga ketika minyak tersebut dipisahkan dari lapisan di atas, hasilnya didapatkan minyak kelapa yang lebih murni.
Sunarti mengatakan, adapun untuk proses pemasakan minyak kelapa, menurutnya cukup memakan waktu yang lama, sekitar empat jam.
Menurutnya, kualitas minyak yang dimasak dengan menggunakan tungku api akan jauh lebih baik, karena memiliki aroma khas kelapa yang dikeluarkan pun akan lebih terasa.
Minyak hasil produksi ini, nantinya akan dijual kembali kepada masyarakat dengan kisaran harga lima belas ribu rupiah untuk perbotolnya, dan beberapa masyarakat juga menggunakannya untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
Editor: Evi