Inovasi Energi Bersih Bioetanol dari Nira Nipah

Editor: Evi

Nira nipah. (Sumber/Air Tuak Qarimah)

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Melimpahnya keberadaan tanaman nipah, tak hanya sebagai potensi kekayaan alam tetapi juga sebagai sumber ekonomi yang beragam, mulai dari daun yang dimanfaatkan sebagai kerajinan hingga buah dari tanaman ini dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol.

Buah nipah merupakan hasil hutan yang tumbuh disekitar rawa-rawa dan pesisir, yang merupakan buah musiman. Memiliki bentuk buah bertandan atau berbonggol berwarna coklat atau sedikit gelap.

Sebagian besar tanaman nipah tumbuh secara alami, ini dikarenakan belum ada pengelolaan tanaman nipah yang dibudiayakan oleh masyarakat secara intensif, hal tersebut disebabkan karena manfaat nipah bagi masyarakat masih terbatas, hanya pada penggunaan daun saja.

Namun, siapa sangka buah nipah kini sudah semakin dikembangkan, nira dari buah nipah ternyata banyak mengandung gula yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif bioetanol.

Penggunaan bioetanol berbahan baku buah nipah tersebut, dapat digunakan sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Pembuatan bioetanol dari bahan yang mengandung gula nira ini jauh relatif lebih mudah dan murah.

Dilansir dari beberapa artikel menyebutkan, kandungan nira nipah berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku industri bioetanol. Satu tangkai bunga nipah mampu memproduksi sekitar 3 liter nira per hari, setiap tangkai dapat dipanen terus menerus selama sekitar 20 hari.

Setiap rumpun pohon nipah mampu menghasilkan sekitar 4 tangkai pada waktu bersamaan. Dengan demikian, satu pohon nipah dapat menghasilkan 12 liter nira per hari.

Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman nipah sudah seharusnya siap untuk dijadikan sebagai tanaman hutan yang diubah menjadi tanaman industri.

Selain mudah diperoleh buah nipah juga bukan sumber utama dalam bahan makanan, sehingga tak akan bersaing dengan kebutuhan lainnya.

Karena itu, perlunya dilakukan pendampingan terhadap masyarakat dalam pemanfaatan potensi buah nipah, khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Kubu Raya.

Akan tetapi tingginya potensi nipah yang ada di daerah ini, oleh sebagian besar masyarakat desa belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga nantinya perlu ada upaya pengelolaan yang berkelanjutan.

SAMPAN Kalimantan, dalam mendukung program perhutanan sosial tentunya sangat mendukung adanya pengelolaan buah nipah, ssebagai pembuatan bioetanol. yang mempunyai prospek baik sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Selain itu, pemanfaatan buah nipah juga memberi keuntungan secara ekonomi. Terutama bagi masyarakat yang tinggal dipesisir.

Sehingga keberlangsungan dari tanaman nipah tersebut, akan tetap terjaga kelestariannya karena masyarakat sekitar khususnya yang tinggal di pesisir, pasti akan menjaganya sebagai bahan baku baku dalam pembuatan bioetanol.

Inovasi Energi Bersih Bioetanol dari Nira Nipah Read More »

Pengaruh Abrasi Terhadap Pertumbuhan Pisang di Desa Teluk Nibung

Editor: Evi

Abrasi pantai terhadap pertumbuhan pisang. (Sumber/tvOneNews.com)

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Ketua Lembaga Desa Pengelola Hutan (LDPH) Desa Teluk Nibung, Mahyudin mengungkapkan, adanya pengaruh abrasi terhadap pertumbuhan pisang mengakibatkan sejumlah tanaman pisang mengalami kematian.

“Karena abrasi, air asin meresap ke dalam tanah dan berdampak terhadap kesuburan tanah, yang berakibat pada berkurangnya produksi pisang,” jelasnya, pada Sabtu (20/1/2024).

Tanaman pisang rentan terhadap abrasi, dan jika akarnya rusak, kemampuan tanaman untuk menyerap air dan nutrisi juga akan mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman pisang tersebut.

Mahyudin menambahkan, penyebab utama krisis yang tengah melanda saat ini, disebabkan oleh adanya faktor perubahan iklim global dan penebangan pohon liar.

“Abrasi yang terjadi memberikan dampak yang signifikan, termasuk kenaikan intruksi air laut yang mengancam pasokan air tawar didaerah ini,” ungkapnya.

Menanggapi krisis yang terjadi, upaya pelestarian lingkungan menjadi kunci yang tak terelakan, bagi masyarakat, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat untuk dapat berkolaborasi.

Ia mengatakan, dalam menjaga keberlanjutan lingkugan perlu dilakukan upaya melalui penanaman kembali mangrove, mengigat peran pentingnya dalam melawan abrasi.

“Kita akan carikan solusi, salah satunya dengan kolaborasi antar desa untuk adaptasi penanaman di daerah yang tanahnya masih subur sehingga dapat ditanami berbagai jenis pisang,” paparnya.

Penanaman mangrove, merupakan salah satu cara alami yang efektif untuk mencegah abrasi di wilayah pesisir.

Sistem akar yang kuat dari tanaman mangrove ini, mampu membantu menjaga stabilitas tanah dan mencegah erosi, serta dapat mengurangi dampak terjadinya abrasi.

Upaya kegiatan penanaman mangrove sangat bermanfaat dalam pencegahan abrasi, mengingat pohon ini akan berkembang biak secara masif dan membentuk kawasan hutan secara alami.

Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam upaya program penanaman mangrove, dapat meningkatkan kesadaran tentang peran penting hutan dalam menjaga kestabilan ekosistem.

Pengaruh Abrasi Terhadap Pertumbuhan Pisang di Desa Teluk Nibung Read More »

Penyaluran Bibit Bebek Kepada KUPS Silvopastura Mandiri Jaya Desa Mengkalang

Editor: Evi

Pemberian bibit bebek kepada KUPS Silvopastura Mandiri Jaya, di Desa Mengkalang

KUBU RAYA,sampankalimantan.id- PT. Belantara Sejahtera Mandiri (BSM) melalui SAMPAN Kalimantan, kembali melakukan  penyaluran bibit bebek kepada KUPS Silvopastura Mandiri Jaya di Desa Mengkalang, pada Minggu (11/2/2024).

Sebanyak 72 ekor bibit bebek, yang terdiri dari 57 ekor jenis bebek betina dan 12 ekor bebek  jantan diserahkan kepada masing-masing anggota KUPS Silvopastura Mandiri Jaya.

Melalui penyerahan bibit bebek ini, diharapkan dapat membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat pedesaan. Sehingga nantinya, mendorong masyarakat yang mandiri dan sejahtera melalui usaha ternak.

Bagi peternak, pemilihan jenis bebek untuk dibudidayakan menjadi salah satu penentu kualitas bibit yang dihasilkan. Diantara banyak jenis bebek, mojosari merupakan salah satu itik lokal petelur unggulan.

Beternak bebek masih menjadi usaha primadona, yang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat. Selain itu, harga telur bebek pun juga masih cukup tinggi baik mentah, maupun sudah dalam keadaan diolah.

Sehingga memiliki peluang yang sangat tinggi serta memiliki potensi sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat peternak bebek yang berada di pedesaan.

Pendampingan yang dilakukan oleh SAMPAN Kalimantan, diharapkan dapat melakukan penguatan terhadap masing-masing anggota KUPS, melalui pemberian bantuan berupa bibit bebek ini, masyarakat akan terdorong melakukan upaya penjagaan lingkungan.

Dengan adanya Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), diharapkan menjadi wadah terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Kegiatan penyerahan bibit bebek ini, juga dihadiri oleh perwakilan PT. BSM dan SAMPAN Kalimantan, Ketua LDPH Desa Mengkalang dan juga perwakilan anggota KUPS Silvopastura Mandiri Jaya.

Penyaluran Bibit Bebek Kepada KUPS Silvopastura Mandiri Jaya Desa Mengkalang Read More »

Penanaman Pohon Serentak Upaya Dalam Mengurangi Pemanasan Global

Editor: Evi

Ketua SAMPAN Kalimantan Fajri Nailus, saat melakukan penanaman pohon serentak di SMP N 29 di Gang Flora, Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara, pada Rabu (7/2/2024).

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Kegiatan penanaman pohon serentak merupakan langkah upaya yang dilakukan dalam memerangi perubahan iklim, yang perlu diantisipasi secara bersama.

Penanaman pohon serentak yang dilakukan ini, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lahan Basah se-Dunia, yang dilaksanakan bertempat di SMP Negeri 29 Pontianak, pada Rabu (7/2/2024).

Kegiatan penanaman pohon tersebut, merupakan bentuk kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga bumi dari pemanasan global dan perubahan iklim.

Apabila kelestarian lingkungan yang ada di bumi tetap terjaga dengan baik, nantinya akan memberi manfaat yang besar bagi kehidupan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Hutan dan Lingkungan Hidup (KLHK) RI, Agus Justianto menyampaikan, pohon menjadi potensial untuk menyerap emisi karbon, tak hanya di masa sekarang tetapi juga di masa yang akan datang.

“Penanaman pada hari merupakan kegiatan penanaman serentak yang dilaksanakan pada tahun 2024, tentunya harapan melalui penanaman bersama yang dilakukan menjadi aksi nyata dari komitmen kita dalam upaya megurangi emisi gas rumah kaca,” ujarnya.

Sementara Pj Gubenur Kalimantan Barat, Harrison mengatakan, pelaksanaan peringatan penanaman merupakan bentuk kepedulian dalam menjaga kelestarian lingkungan, terutama untuk generasi anak muda.

“Kepedulian terhadap lingkungan, dengan penanaman pohon nantinya mereka akan terbiasa menjiwai bahwa setiap saat mereka menjaga lingkungan,” ungkapnya.

Harrison menegaskan, tentunya tak hanya sekedar menanam saja, akan tetapi juga terus menjaga agar pohon yang ditanam ini, nantinya dapat terus tumbuh dan menghasilkan.

“Hari ini ada seribu pohon yang ditanam, diantaranya banyak terdapat pepohonan buah-buahan,” tuturnya.

Penanaman Pohon Serentak Upaya Dalam Mengurangi Pemanasan Global Read More »

Supriyati Berharap Olahan Ubondas Miliknya Dapat Dikenal Oleh Masyarakat Luas

Editor: Evi

Supriyati pelaku usaha ubondas Desa Dabong.

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Kegiatan pemasaran dan promosi yang efektif akan membantu memperkenalkan produk olahan Ubondas kepada masyarakat luas.

“Produk-produk yang ada akan dikenalkan terlebih dahulu, sehingga nantinya mereka tertarik untuk membeli,” ujar Supriyati pemilik usaha ubondas di Desa Dabong.

Hingga saat ini, penjualan masih dilakukan melalui masyarakat sekitar desa, diakuinya pasaran menjangkau seperti kegiatan menawarkan dari mulut ke mulut saja.

Selain itu, bahan-bahan yang diperoleh pun, menurutnya sangat murah dan mudah dalam pengolahannya, terutama persediaan bahan baku udang rebon.

Dalam sebulan, hasil olahan udang rebon mampu diproduksi sebanyak 20 kg, belum lagi ditambah dengan campuran bahan lainnya.

Supriyati berharap, kelak usaha yang ditekuni ini dapat membuahkan hasil, sehingga pemasaran dapat menjangkau kepada masyarakat luas, sehingga produk olahan ubondas lebih diminati dan banyak yang tertarik.

Melalui dampingan yang dilakukan oleh SAMPAN Kalimantan, produk olahannya dapat dikenal oleh masyarakat luas, sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya yang ada di Desa Dabong.

“Semoga usaha Ubondas dapat berhasil, semakin maju dan sukses untuk kedepanya, sehingga dapat membuka peluang kerja untuk masyarakat dalam pengolahannya,” tuturnya.

SAMPAN Kalimantan berkomitmen, membantu program bimbingan dalam pemasaran produk ubondas, terutama dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan, untuk pemasaran produk yang dilakukan melalui platform media sosial.

Serta berpartisipasi aktif dalam event maupun pameran yang mendukung produk lokal. Kolaborasi ini tentunya, akan memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk memamerkan produk mereka, sehingga semakin dikenal secara luas.

Melalui langkah-langkah ini, SAMPAN Kalimantan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi lokal, memperkuat hubungan dengan produsen lokal, dan menciptakan dampak positif dalam komunitas usaha yang ada di Desa Dabong.

Supriyati Berharap Olahan Ubondas Miliknya Dapat Dikenal Oleh Masyarakat Luas Read More »

Ubondas Khas Desa Dabong Enak Dan Praktis

Editor: Evi

Produk ubondas Desa Dabong.

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Mengenal olahan makanan khas Desa Dabong, yang dikenal dengan sebutan Ubondas atau Udang Rebon Pedas.

Ubondas memiliki cita rasa yang nikmat dan gurih, olahan yang satu ini bisa dijadikan sebagai lauk atau hidangan makanan sehari-hari.

Proses pembuatan, pertama parutan kelapa dicampur dengan bumbu halus, kemudian digongseng hingga kering dan berwarna kuning kecoklatan. Selanjutnya, ditambahkan dengan bubuk cabai yang telah dihaluskan.

Tahap terakhir melakukan pencampuran, semua bahan yang telah dihaluskan dengan udang rebon secara merata, hingga produk siap dikemas.

Ditangan Supriyati (52) udang rebon menjadi olahan yang bernilai jual, kepraktisan dalam pengolahan membuatnya menjadi pilihan yang tepat, dalam pemanfaatan hasil laut yang berlimpah.

Bagi Supriyati, mengolah hasil laut menjadi berbagai jenis kerupuk dengan aneka rasa, dapat menjadi usaha yang unik dan menarik.

Sejak dulu, Supriyati sudah mendambakan akan usaha tersebut, dapat berkembang dan maju melalui kelompok yang dibentuk bersama dengan para ibu-ibu yang ada di Desa Dabong.

Ia berharap, agar setiap kelompok ibu yang ada di desa mempunyai aktivitas atau kegiatan khususnya dalam pengembangan potensi usaha, baik berupa hasil laut maupun perkebunan.

Berawal dari keinginannya tersebut, sejak tahun 2017 Supriyati sudah menekuni usaha dalam pembuatan kerupuk dengan berbagai aneka rasa seperti ikan, udang dan kepah.

Namun, seiring berjalannya waktu usaha yang dilakoninya tersebut, tak membuahkan hasil, terutama dalam hal pemasaran yang sangat jauh ia impikan.

Melimpahnya hasil laut, terutama udang rebon di Desa Dabong membuat Supriyati mulai bangkit lagi, dan mencoba menekuni usaha yang hingga saat ini dikenal oleh masyarakat dengan Ubondas.

Ubondas Khas Desa Dabong Enak Dan Praktis Read More »

Pengembangan Potensi Hasil Laut Udang Rebon Desa Dabong

Editor: Evi

Udang Rebon hasil tangkapan nelayan di Desa Dabong.

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Berbicara tentang pengembangan potensi laut memang tak ada habisnya, karena laut memiliki sumber daya yang sangat melimpah dan beragam. Selain udang, masih banyak potensi hasil laut lainnya yang dapat dikembangkan.

Salah satunya adalah pemanfaatan udang rebon di Desa Dabong, dalam olahan makanan menjadi produk kemasan yang dikenal dengan ubondas atau udang rebon pedas yang memiliki nilai jual.

Udang rebon merupakan hasil laut, yang diperoleh di sekitar perairan hutan mangrove, jenis udang rebon yang digunakan pun berukuran sangat kecil, dibandingkan dengan jenis udang lainnya.

“Produksi hasil laut, sudah seharusnya mendapati penanganan dan pengolahan yang baik, sehingga mampu menjadi produk unggulan di Desa Dabong,” ungkap Supriyati selaku usaha olahan udang rebon.

“Harga udang rebon yang dibeli dari para nelayan untuk per kilonya mencapai Rp 50.000,” lanjutnya.

Dengan meningkatnya nilai jual udang rebon, diharapkan kerusakan hutan mangrove dapat ditekan, melalui upaya pelestarian.

Melalui adanya pendampingan yang dilakukan oleh SAMPAN Kalimantan, dalam membantu memasarkan hasil produk, dapat memberikan dukungan pada para usaha, untuk memperkenalkan produk mereka secara lebih efektif.

“Terimakasih untuk pihak SAMPAN Kalimantan, semoga kedepan produk unbondas lebih dikenal luas oleh masyakat, sehingga membantu perekonomian nelayan maupun para usaha rebon,” harapnya.

Pengembangan Potensi Hasil Laut Udang Rebon Desa Dabong Read More »

Menjaga Gurihnya Kerang Kepah Di Hutan Mangrove Desa Dabong

Editor: Evi

Hasil tangkapan kerang kepah oleh masyarakat Desa Dabong.

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Banyak cara dilakukan oleh masyarakat untuk mengisi waktu luang mereka. Salah satunya mencari kerang kepah yang berada di pantai kawasan Desa Dabong, Kabupaten Kubu Raya.

Kepah yang dikenal dengan sejenis kerang (bivalvia) yang hidup di sekitaran hutan bakau ini, sering ditemukan di dalam tanah yang berlumpur, mencarinya pun tak sesulit yang dibanyangkan hanya perlu ketelitian untuk melihat keberadaannya.

Di Desa Dabong sendiri, aktivitas mencari kepah sudah lumrah dilakukan oleh para ibu-ibu. Terutama saat cuaca mendukung, proses pencarian dilakukan saat air laut dalam keadaan surut, dengan berbekalan alat seadanya, dengan menggunakan alat garuk, untuk menangkap kepah atau kerang dan sejenisnya.

Mencari kepah, menjadi daya tarik masyarakat Desa Dabong, selain dicari untuk diperjual belikan oleh masyarakat juga dijadikan kebutuhan pada berbagai olahan macam hidangan, hampir semua orang menyukai olahan kepah yang satu ini, karena tekstur yang tebal dan gurih menambah cita rasa kelezatan dari masakan.

“Berbagai jensi kerang yang dimanfaatkan untuk dikomsumsi seperti ale-ale alias (kepah gading), kerang dara, dan berbagai siput air lainnya,” ungkap, Mulyadi selaku Ketua KUPS Dabong Berkah, Rabu (17/1/2024).

Mulyadi menuturkan tanpa dilakukan budidaya, kerang-kerangan ini berkembangbiak dengan sendirinya, sehingga dalam sehari masyarakat mampu memperoleh hasil tangkapan kerang kepah dalam jumlah yang banyak.

“Untuk per kilo daging kepah yang telah dibersikahkan dari cangkangnya dijual seharga Rp 35.000, adapun untuk jenis kepah gading atau ale-ale dijual per kilo Rp 6.000,” jelasnya.

Pencarian kepah atau kerang, biasanya berlangsung sekitar bulan Januari hingga Juli. Selain itu, cuaca panas juga berpengaruh pada aktivitas pencarian kerang kepah ini.

“Teriknya matahari membuat pantai banyak ditumbuhi lumut, sehingga mata-mata kerang di pantai sulit untuk terlihat,” ungkap Mulyadi.

Menjaga Gurihnya Kerang Kepah Di Hutan Mangrove Desa Dabong Read More »

Perempuan Sebagi Aktor Penting Dalam Pengelolaan Hutan

Editor: Evi

Supriayati selaku pekebun Desa Dabong.

KUBU RAYA, sampankalimantan.id- Pentingnya peran perempuan dalam pengelolaan hutan semakin diakui, bahwa partisipasi perempuan dalam tata kelola kawasan perhutanan sosial dapat memberikan kontribusi besar terhadap keberlanjutan hutan.

Sebab perempuan tidak hanya memiliki pengetahuan tradisional yang mendalam tentang lingkungan, akan tetapi keterlibatannya dalam pemanfaatan hutan yang bijak tercermin dari penggunaan kelola hutan yang mereka manfaatkan untuk aktivitas bercocok tanam.

Oleh karenanya, partisipasi perempuan dalam aktivitas berkebun di desa, dapat menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga hutan serta mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Seperti halnya pemanfaatan tanaman sekitar hutan Desa Dabong, oleh sebagian besar masyarakat untuk dijadikan kerajinan tangan merupakan contoh nyata dari bagaimana mereka menciptakan produk bernilai seni, tetapi juga mendukung keberlanjutan dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

“Memastikan bahwa sumber daya alam yang berharga ini terpelihara untuk generasi mendatang, seperti pemanfaatan anyaman dari daun nipah penting untuk diketahui oleh anak muda,” ujar Aisyah, selaku Kaur Tata Usaha dan Umum Desa Dabong.

Pemanfaatan lahan di sekitar untuk berkebun sayur, menurutnya merupakan salah satu aktivitas positif bagi masyarakat untuk memberikan banyak manfaat, baik secara ekonomi maupun lingkungan.

“Selain berkebun untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan, masyarakat juga dapat melakukan aktivitas lain seperti membuat kerajinan anyaman dan lainnya,” ungkapnya.

Melalui adanya upaya bercocok tanam, diharapkan masyarakat dapat mengurangi ketergantungan dalam penggunaan lahan yang dapat merusak lingkungan sekitar.

Perempuan Sebagi Aktor Penting Dalam Pengelolaan Hutan Read More »

Manisnya Madu Kelulut Memberikan Manfaat Hutan Bagi Kehidupan

Editor: Evi

Budidaya madu kelulut di Desa Padang Tikar Satu.

KUBU RAYA, sampankalimantan-id- Lebah yang menghasilkan madu, memiliki segudang manfaat dalam kehidupan. Permintaan madu meningkat seiring pengetahuan masyarakat, akan manfaat yang begitu melimpah terutama dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

Budidaya Madu Kelulut yang berada di Desa Padang Tikar Satu, merupakan langkah awal masyarakat menjaga hutan untuk perkembangbiakannya, guna menjaga habitat asli dan kelangsungan hidup dari lebah itu sendiri.

Kawasan hutan rimbun penghasil dari berbagai jenis tanaman, yang menjadi sumber makanan bagi lebah. Memberi kebebasan dan ruang terbuka menjadi salah satu upaya peternak lebah madu melakukan pembudidayaan. Tak heran, di Desa Padang Tikar Satu banyak masyarakat melakukan budidaya madu kelulut yang dianggap memiliki nilai jual yang tinggi.

Iwan selaku Sekretaris LDPH Padang Tikar Satu, menuturkan perlindungan kawasan menjadi kewajiban bersama, dalam mengurangi atau mengatur pola aktivitas masyarakat di dalam hutan.

Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat diukur dengan adanya peningkatan kesejahteraan mayarakat dan perubahan pola pikir masyarakat setempat, dalam upaya pelestarian hutan.

Iwan menyampaikan, selain memiliki khasiat yang banyak, pembudidayaan dari madu kelulut juga sangat mudah, baik dari pemeliharaan dan pemberian pakan bisa diperoleh dari lingkungan sekitar.

“Makanan dari lebah penghasil madu kelulut didapat dari bunga kelapa atau manggarnya, dan beberapa diperoleh dari perhutanan mangrove,” ujarnya.

Oleh sebab itu, berkurangnya aktivitas masyarakat di hutan, maka akan mengurangi dampak bahaya kerusakan lingkungan, sehingga masyarakat akan merubah pola hidup dari memanfaatkan hutan, menjadi pengupayaan pelestarian.

Manisnya Madu Kelulut Memberikan Manfaat Hutan Bagi Kehidupan Read More »

Scroll to Top